Ternyata 7 Sayur Khas Jawa Ini Sudah Ada Sejak 200 Tahun Silam

Ternyata 7 Sayur Khas Jawa Ini Sudah Ada Sejak 200 Tahun Silam

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 02 Agu 2022 06:00 WIB
Gudeg Jogja, a Javanesse signature dish of young jackfruit stew; accompanied with white chicken curry and spicy stew of cattle skin cracker. All the dishes are arranged in a bamboo basket as a take-out container. In the background is each of the individual dish that makes up Gudeg Jogja.
Gudeg Jogja. Foto: Getty Images/iStockphoto/MielPhotos2008
Solo -

Siapa sangka jika sayur bobor hingga gudeg sudah ada sejak 200 tahun silam? Ternyata dua kuliner khas Kota Solo dan Jogja ini disebut dalam Serat Centhini yang ditulis pada 1814-1823. Selain itu, masih ada sejumlah kuliner dari abad ke-19 yang masih eksis sampai sekarang.

Tentang Serat Centhini

Serat Centhini ditulis atas perintah Adipati Anom Amangkunegara III yang kemudian menjadi raja Keraton Kasunanan Surakarta dengan gelar Sunan Pakubuwono V. Pakubuwono V bertakhta pada 1820-1823.

Terdiri dari 12 jilid, Serat Centhini juga dikenal sebagai Ensiklopedia Kebudayaan Jawa. Sebab, Serat yang disusun oleh tiga tenaga ahli dari Keraton Solo ini meliput berbagai pengetahuan, dari sejarah, geografi, arsitektur, ilmu agama, seni, seksologi, kuliner, dan lain-lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di kalangan akademisi, Serat Centhini cukup termashyur. Tiap ilmu pengetahuan di dalamnya telah diteliti dengan berbagai teori sampai sekarang.

Kuliner dalam Serat Centhini

Khusus mengenai kuliner, ada beberapa buku dan jurnal yang telah dihasilkan. Salah satunya buku Kuliner Jawa dalam Serat Centhini yang diterbitkan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pada 2014.

ADVERTISEMENT

Buku yang ditulis Wahjudi Pantja Sunjata dkk ini meneliti hal ihwal kuliner dalam 12 jilid Serat Centhini yang totalnya terdiri dari 3112 halaman. Hasilnya diketahui ada 117 pupuh dan topik yang khusus membahas kuliner di Jawa.

Dari sekian banyak jenis makanan dan minuman yang disebutkan dalam 117 pupuh itu, setidaknya ada 46 jenis makanan yang masih lestari hingga sekarang. Mengutip dari buku Kuliner Jawa dalam Serat Centhini, berikut 7 sayur tradisional khas Jawa di antaranya:

1. Sayur Bobor

Bobor adalah sayur yang terbuat dari bayam, kemangi, pepaya muda atau labu, dengan santan sebagai kuahnya. Adapun bumbunya terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, daun salam, daun jeruk purut, laos, dan sereh.

Dalam Serat Centhini, sayur Bobor termasuk salah satu makanan yang disuguhkan kepada Mas Cebolang dan empat santrinya saat singgah di rumah Pangeran Tembayat. Tembayat kini dikenal sebagai wilayah Kecamatan Bayat di Kabupaten Klaten.

2. Sayur Bening atau Loncom

Sayur ini terbuat dari bayam, jagung manis, dan wortel. Bumbunya bawang merah, garam, gula merah, dan kunci. Seperti namanya, sayur bening hanya menggunakan air yang dicampur bumbu sebagai kuahnya. Sayur ini juga termasuk makanan yang dihidangkan di rumah Pangeran Tembayat.

Tentang 5 masakan sayur lainnya, dari Padhamara hingga Gudheg Manggar, silakan baca di halaman selanjutnya...

3. Sayur Padhamara

Bahan dasar sayur ini ialah daging sapi bagian lemak yang direbus hingga lunak, kemudian dicampur kangkung, bumbu, dan santan sebagai kuahnya. Sayur Padhamara juga dihidangkan di rumah Pangeran Tembayat.

4. Sayur Menir

Sayur ini terbuat dari bayam, labu putih, dan jagung manis. Bumbunya meliputi bawang merah, bawang putih, kencur, dan ketumbar. Sama dengan sayur bening, sayur ini berkuah bening alias tanpa santan.

Dalam Serat Centhini, sayur menir disebutkan di beberapa daerah, mulai dari Dukuh Argapura dan Krajan Wanamarta di Jawa Timur, Mataram, Tembayat, dan lain-lain.

5. Opor Bebek

Bumbunya sama dengan opor ayam, bedanya hanya menggunakan daging bebek. Opor bebek masih dijual di daerah pertanian yang banyak peternak bebeknya, seperti di Kecamatan Delanggu dan Polanharjo, Klaten. Dalam Serat Centhini, opor bebek disuguhkan di Wanamarta.

6. Gudeg Nangka

Gudeg nangka saat ini dikenal sebagai ikon kuliner khas Kota Jogja. Sesuai namanya, gudeg nangka berbahan dasar buah nangka muda. Adapun bumbunya terdiri dari daun salam, daun jeruk, lengkuas, gula jawa, santan, kemiri, ketumbar, terasi, jintan, dan garam. Dalam Serat Centhini, gudeg nangka disajikan di wilayah Mataram, Wanagiri, Tembayat.

7. Gudeg Manggar

Selain gudeg nangka, Serat Centhini juga menuliskan tentang gudeg manggar. Sesuai namanya, gudeg manggar berbahan dasar manggar atau bunga kelapa muda. Gudeg manggar kini bisa dijumpai di wilayah Srandakan, Bantul, DIY. Dalam Serat Centhini, gudeg manggar disajikan di wilayah Banyubiru dan Pradikan Majasta.

Halaman 2 dari 2
(dil/rih)


Hide Ads