Mencicipi Gurihnya Sego Berkat Berbalut Daun Jati Khas Kulon Progo

Mencicipi Gurihnya Sego Berkat Berbalut Daun Jati Khas Kulon Progo

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Minggu, 24 Apr 2022 15:42 WIB
Proses pembuatan Sego Berkat di Outlet Sego Berkat Pare Anom Bu SPA, Temon, Kulon Progo, DIY.
Proses pembuatan sego berkat di Outlet Sego Berkat Pare Anom Bu SPA, Temon, Kulon Progo, DIY. (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Kulon Progo -

Lebaran sebentar lagi. Sembari menikmati momen libur panjang tersebut, tak ada salahnya mencicipi kuliner khas kampung halaman.

Salah satu yang bisa jadi pilihan adalah sego berkat di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sego berkat, yang dalam bahasa Indonesia berarti nasi keberkahan, merupakan hidangan khas yang bisa ditemui di wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Biasanya makanan ini disuguhkan saat acara-acara adat seperti kenduri, selamatan, dan sejenisnya yang digelar masyarakat di pedesaan. Kuliner ini berisi nasi liwet dengan aneka macam lauk seperti tahu, tempe, suiran ayam dan telur. Untuk sayurnya ada sayur pepaya, gudeg, serta kacang tolo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal rasa, kuliner ndeso ini terbilang cukup sedap. Sensasi gurih, manis, pedas dan asin berpadu menggoyang lidah siapapun yang mencicipinya.

Untuk mencoba hidangan ini, bisa berkunjung ke Sego Berkat Pare Anom Bu SPA di wilayah Karangwuluh, Kapanewon Temon, Kulon Progo. Sego Berkat Pare Anom Bu SPA merupakan pionir lahirnya sego berkat premium di Kulon Progo bahkan DIY.

ADVERTISEMENT

Pemilik Sego Berkat Pare Anom Bu SPA, Desti Puji Lestari menuturkan usaha ini sudah bergulir sejak 2020. Berawal dari limbungnya produksi camilan imbas pandemi COVID-19, Desti coba peruntungan ke Sego Berkat yang ternyata mendapat respon positif dari masyarakat.

"Awalnya kan kita memproduksi makanan ringan, tapi karena untuk permintaan toko dan di beberapa tomira (toko milik rakyat) itu banyak retur, kemudian mencari solusi agar karyawan tetap bisa berproduksi, tidak dirumahkan. Jadi kita coba membuat sego berkat ini dan ternyata respon masyarakat itu ramai, responsnya bagus," ucap Desti saat ditemui di outlet Sego Berkat Pare Anom Bu SPA, Temon, Minggu (24/4/2022).

Desti mengungkapkan, alasan memilih sego berkat, di samping sebagai upaya bertahan di tengah pandemi, juga untuk melestarikan makanan khas Kulon Progo tersebut. Terlebih di kampungnya, sego berkat masih sering jadi hidangan utama kala ada acara-acara adat.

"Ya karena sego berkat ini memang makanan khas. Jadi kalau ada acara untuk kenduri, atau acara-acara adat seperti itu di daerah sini memakai sego berkat. Kemarin itu sego berkat lagi hits, dan belum ada," urainya.

Dalam penyajiannya Sego Berkat Pare Anom Bu SPA menggunakan daun jati sebagai bungkus makanan. Daun jati dipilih karena selain untuk mempercantik tampilan, juga ramah lingkungan.

Adapun Sego Berkat Pare Anom Bu SPA menghadirkan dua varian sego berkat, yakni sego berkat biasa dan sego rasul. Keduanya hampir sama, yang membedakan hanya nasinya.

Untuk sego berkat biasa pakai nasi liwet pada umumnya. Sedangkan sego rasul menggunakan nasi gurih.

"Jadi kita punya dua jenis ya, sego berkat dan sego rasul. Kalau untuk sego rasul itu lebih gurih nasinya. Jadi ini tergantung permintaan dari konsumen itu mau sego berkat biasa atau gurih," urai Desti.

Paket sego berkat di sini memiliki isian yang cukup komplit. Pembeli akan mendapat nasi dengan macam-macam sayuran seperti daun pepaya, gudeg, kacang tolo, srundeng, ditambah pilihan lauk pauk meliputi suiran ayam, tahu, tempe hingga telur.

"Kalau yang basic itu memang sudah lengkap, sudah ada sayur yang saya sebutkan tadi. Kemudian sudah ada suwiran ayam kampung. Tetapi kalau mau request bisa ditambah telur, atau bisa ditambah ayam potong, atau kalau mau ayam ingkung juga kita bisa sediakan," ucap Desti.

Adapun untuk menjaga kualitas makanan, proses pembuatan sego berkat di sini masih menggunakan cara memasak yang tradisional. Tidak ada kompor, melainkan tungku api.

"Kalau di sini proses masak semuanya masih tradisional. Masih menggunakan tungku, menggunakan kayu asli. Jadi tidak menggunakan kompor," ucap Desti.

Karena itu pula, proses memasak sego berkat di sini terbilang lama. Untuk memasak gudeg misalnya perlu waktu seharian penuh demi mendapatkan rasa yang pas.

"Jadi memang untuk memasaknya itu butuh waktu agak lama karena memang semuanya tradisional. Nah yang paling lama itu masak gudeg. Jika bisanya untuk mateng ya 4-6 jam, tetapi biar rasa gudegnya enak gitu ya itu butuh waktu seharian. Jadi misal masak hari ini bisa untuk besok pagi," jelasnya.

Proses pembuatan Sego Berkat di Outlet Sego Berkat Pare Anom Bu SPA, Temon, Kulon Progo, DIY.Proses pembuatan Sego Berkat di Outlet Sego Berkat Pare Anom Bu SPA, Temon, Kulon Progo, DIY. Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Pesanan meningkat Jelang Lebaran

Ramadan tahun ini, menjadi berkah bagi Sego Berkat Pare Anom Bu SPA. Sebab dalam sehari rumah makan ini dapat menjual hingga 300 paket yang mayoritas adalah pesanan untuk berbuka puasa.

"Kalau di sini paling banyak pesanan-pesanan ya. Itu untuk bulan puasa seperti ini itu ada buat buka puasa 50, 100 minimal sehari pasti ada. Kemudian kalau weekend itu bisa 300-400," ungkap Desti.

Desti menuturkan antusiasme masyarakat membeli sego berkat sebagai menu berbuka puasa memang tinggi. Apalagi jelang lebaran saat ini, di mana sudah banyak warga perantauan yang pulang kampung ingin menikmati kuliner khas tersebut.

"Jadi untuk bulan puasa antusias masyarakat membeli sego berkat buat buka puasa sangat bagus. Jadi untuk buka puasa baik di masjid maupun orang yang saudaranya datang dari luar kota banyak yang pake buat buka puasa. Kadang juga tidak hanya sego berkat. Mereka tambah sayur-sayurnya," ucapnya.

Diprediksi pesanan sego berkat akan makin meningkat jelang Lebaran yang tinggal sepekan lagi. "Kemungkinan akan naik, apalagi pas lebaran besok, karena kita juga buka untuk mengakomodir pengunjung dari luar kota," jelas Desti.

Sementara itu salah satu konsumen Sego Berkat Pare Anom Bu SPA, Sarjini, mengaku membeli sego berkat sebagai menu berbuka puasa untuk dihidangkan kepada kerabatnya yang baru pulang kampung. "Ini buat buka bersama untuk menjamu saudara yang datang dari luar kota," kata Sarjini.

Sarjini menuturkan, alasan ia memilih sego berkat karena ini merupakan makanan khas Kulon Progo. Sedangkan saudaranya sudah lama tidak makan makanan tersebut. Sehingga ini jadi semacam obat rindu setelah lama tinggal di perantauan.

"Karena sego berkat itu udah makanan khas dari daerah Jogja. Rasanya juga khas apalagi kalau dari jati itu rasanya agak manis pedas gitu," ungkapnya.

Jika berminat mencoba Sego Berkat Pare Anom Bu SPA, tak perlu khawatir kantong jebol. Sebab harganya cukup terjangkau. Untuk paket varian dasar, misalnya hanya dibanderol Rp 8.000.

Sedangkan jika tambah ayam potong maupun telur di kisaran Rp 11.000-16.000. Bila ingin memesan paket Ingkung atau ayam utuh, harga yang dipatok kisaran Rp 100.000. Selain bisa ditemukan di wilayah Karangwuluh, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Sego Berkat Pare Anom Bu SPA ini juga bisa ditemui di dalam kawasan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), tepatnya di lantai Mezzanine dekat Stasiun Kereta Api Bandara.




(aku/sip)


Hide Ads