Penasaran Pengin Lihat Kupat Jembut, Seperti Ini Penampakannya

Penasaran Pengin Lihat Kupat Jembut, Seperti Ini Penampakannya

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Sabtu, 19 Feb 2022 14:00 WIB
Berebut Ketupat Jembut di Semarang, Rabu (12/6/2019).
Berebut Kupat Jembut di Semarang. (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng)
Semarang -

Namanya mungkin mengejutkan bagi yang belum pernah mendengarnya; kupat jembut. Makanan ini khas Kota Semarang dan hanya dibikin saat tradisi Syawalan. Seperti apa bentuknya kupat atau ketupat ini?

Tradisi Syawalan dengan berbagi kupat jembut digelar di beberapa tempat di Kota Semarang. Ketupat berisi sayur itu menjadi favorit bagi warga yang merayakannya.

Biasanya warga di sekitar masjid-masjid tertentu akan menyiapkan kupat jembut, bahkan ada yang menyelipkan uang di dalamnya. Jika ada warga ke luar rumah membawa ketupat akan ada yang memberi tanda mengetuk tiang listrik dekat rumah itu sehingga anak-anak berlarian untuk memperebutkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa makanan khas tersebut mendapat nama sedemikian rupa? Rupanya, tauge yang keluar dari ketupat itu menyerupai rambut kemaluan kemudian sehingga warga membuat plesetan dengan sebutan kupat jembut.

Beberapa permukiman di Semarang yang masih melestarikan berbagi kupat jembut saat tradisi Syawalan di antaranya adalah di daerah Jaten, Genuksari, dan juga beberapa di wilayah Pedurungan Tengah.

ADVERTISEMENT

Syawalan adalah tradisi 7 hari setelah hari raya Lebaran. Makanan khas Syawalan di Jawa Tengah memang adalah ketupat. Masing-masing daerah punya bentuk khas ketupat. Namun kupat jembut memang hanya ada di Semarang.

Berebut Ketupat Jembut di Semarang, Rabu (12/6/2019).Penampakan Kupat Jembut. (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)

Kupat Jembut sebenarnya hanya salah satu sebutan untuk kuliner khas Syawalan di Semarang itu. Nama lain yang lebih nyaman didengar yaitu kupat tauge, Namun memang yang lebih populer disebut kupat jembut.

"Sudah lama sekali tradisi kupat jembut ini. Warga asli sini tahu semua," ujar Titik, salah satu warga Pedurungan Tengah, kepada detikJateng.




(mbr/aku)


Hide Ads