Warga Pranan Kulon Progo Pasang Spanduk Nylekit Tuntut Dukuh Mundur, Ada Apa?

Warga Pranan Kulon Progo Pasang Spanduk Nylekit Tuntut Dukuh Mundur, Ada Apa?

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Jumat, 30 Jun 2023 13:04 WIB
Spanduk bernada sindiran kepada Dukuh Pranan yang terpasang di pintu masuk Dusun Pranan, Kalurahan Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo, Jumat (30/6/2023).
Spanduk tuntutan agar Dukuh Pranan mundur terpasang di pintu masuk Dusun Pranan, Kalurahan Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo, Jumat (30/6/2023). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Kulon Progo -

Belasan spanduk bernada sindiran menghiasi pintu masuk Dusun Pranan, Kalurahan Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo. Spanduk ini ditujukan kepada Dukuh Pranan berinisial W karena diduga melakukan perbuatan menyimpang.

Total ada 11 spanduk terpasang di gapura dusun tersebut. Gapura ini berada tepat di pinggir jalan utama Kulon Progo-Magelang sehingga menarik perhatian bagi siapa pun yang melihatnya. Tak sedikit pengendara bermotor yang turun hanya untuk memfoto deretan spanduk itu.

Adapun spanduk yang dibuat dari bekas banner dan ditulis menggunakan cat semprot itu berisi pelbagai ungkapan kekesalan warga terhadap W. Salah satunya menyebut bahwa W telah berbuat asusila.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warga Dusun Pranan tidak mau dipimpin orang yang berbuat asusila," tulis salah satu spanduk di lokasi, Jumat (30/6/2023).

Bahkan, spanduk lain yang berukuran lebih besar dan dipasang tepat di atas gapura bertuliskan desakan agar W lengser dari jabatannya. "Warga Pranan Sepakat Ganti Dukuh," tulisan di spanduk itu.

ADVERTISEMENT

Selain spanduk, adapula coretan di ornamen berbentuk durian samping gapura yang isinya tak kalah nylekit. "Belah Duren? Boleh Kok, Asal Jangan Durian Milik Tetangga, Cuaks!!! Slebew."

Salah satu warga, Kartugi mengatakan spanduk dan coretan ini dibuat oleh warga pada Senin (26/6) lalu. Aksi ini merupakan bentuk rasa jengah warga terhadap W yang diduga telah berselingkuh.

"Ya pemuda nggak terima kalau nggak lengser karena itu selingkuh sudah beberapa kali," ujarnya.

Selain itu, W juga diduga melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sehingga istrinya mengajukan gugatan cerai.

"Istrinya sudah minta cerai, sudah beberapa kali KDRT juga tapi tidak berani melapor," ucap Kartugi.

Atas hal itu warga menuntut W mundur dari jabatannya. Warga juga sempat menggelar demo di Kantor Kalurahan Banjaroyo, tetapi belum direspons.

"Harapannya ya pengin diganti dukuhnya. Kemarin juga udah demo di Kalurahan tapi belum direspons," ucapnya.

Kalurahan Beri Surat Peringatan

Carik Banjaroyo, Fitria Citra Devi menyatakan pemerintah kalurahan telah menindaklanjuti laporan masyarakat soal kegaduhan di Dusun Pranan. Menurutnya masalah ini sudah berlangsung sejak Maret 2023 lalu.

Setelah dilakukan kroscek, diketahui bahwa W memang melakukan pelanggaran displin. Oleh sebab itu pemerintah kalurahan telah menjatuhkan Surat Peringatan (SP) 1 kepada yang bersangkutan.

"SP 1 sudah kami berikan pada 22 Maret 2023 lalu. Setelah itu kan dilakukan pembinaan dan yang bersangkutan mau berbenah. Saat ini juga tidak ada kesalahan lagi, jadi kita nggak bisa memberikan SP 2, SP 3 maupun pemberhentian," jelasnya.

Dukuh Pranan buka suara, di halaman selanjutnya.

Terlepas dari persoalan itu, kata Fitria, sebagai seorang pamong W memiliki kinerja yang tergolong baik.

"Kalau di pemerintah kalurahan Pak Dukuhnya ini kebetulan masih muda, jadi energik. Ketika diberikan tugas cepat dilaksanakan, jadi kinerjanya sebetulnya bagus," ucapnya.

Tanggapan Dukuh Pranan

Sementara itu, Dukuh Pranan, W, menjelaskan bahwa persoalan ini berawal dari konflik antara dia dengan sang istri hingga berujung perceraian. Tanpa menjelaskan konflik apa yang dimaksud, W menyatakan bahwa masalah ini sudah selesai selesai sejak Mei 2023 lalu.

"Sudah dari Mei 2023, sebelum puasa pak. Sebelum puasa itu udah damai kedua belah pihak, didamaikan sama pak lurah dan karang taruna," ujar W saat dimintai konfirmasi.

"Sebenernya sudah selesai, ngapain diperbicangkan lagi. Saat ini saya juga sudah menerima SP dari Lurah Banjaroyo sesuai prosedur kan seperti itu. Dan saya tinggal memperbaiki diri. Dalam proses memperbaiki diri kok ada seperti itu (pemasangan spanduk), sebenernya ya saya biarin aja," imbuhnya.

W juga menampik soal isu perselingkuhan yang menyeret namanya. Dia menegaskan bahwa tidak pernah selingkuh, hanya sebatas komunikasi dengan lawan jenis.

"Itu chatting. Jadi istri saya itu melihat HP saya, itu chattingan jadi. Nggak ada tuh perselingkuhan saya langsung disergap itu nggak. Itu chattingan dengan tetangga dusun. Sebatas teman. Jadi chattingnya itu mesra terus akhirnya istri saya menghakimi saya terus ngumpulin anak-anak sama warga," jelasnya.

W mengaku akan membiarkan spanduk yang menyindir dirinya tetap terpasang. "Biarin ini berjalan dulu. Saya sebagai orang tua itu saya sabar aja, tenang. Itu nanti proses yang berjalan," ucapnya.

Soal desakan warga agar mundur dari jabatannya, dia menyatakan bakal mengikuti prosedur yang ditetapkan Kalurahan. "Belum tahu, saya ngikuti prosedur dari Kalurahan aja," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/rih)


Hide Ads