Sejumlah siswa SMP mengalami kesurupan saat berkemah di Bumi Perkemahan Secang, Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Minggu (18/6) malam. Berikut ini sejumlah fakta mengenai peristiwa tersebut.
1. Siswa SMP Muhammadiyah 1 Wates
Kegiatan kamping yang digelar SMP Muhammadiyah 1 Wates di Bumi Perkemahan Secang dihentikan sebelum waktu yang ditentukan. Pasalnya sejumlah siswa mengalami kesurupan hingga harus mendatangkan armada ambulans.
"Dari PMI yang budal (berangkat) ada tiga armada. Lainnya dari ambulans Lazismu," ungkap personel PMI Kulon Progo, Diky Setiawan, saat dimintai konfirmasi wartawan, Senin (19/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa ini terjadi saat siswa SMP Muhammadiyah 1 Wates sedang mengikuti kegiatan Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) Hizbul Wathan di Bumi Perkemahan Secang, Minggu (18/6) malam. Kesurupan terjadi sesaat setelah siswa melangsungkan kegiatan ngaji bareng jelang acara api unggun.
"Iya benar dari siswa SMP Muhammadiyah 1. Kebetulan kan malam terakhir mau acara api unggun. Nah setelah isya habis ngaji tadarus bersama terus banyak yang kesurupan," terang personel Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kulon Progo, Sunar Wibowo.
Sunar mengatakan akibat peristiwa ini kegiatan Persami langsung dihentikan. Beberapa siswa telah dijemput orang tua masing-masing. Sisanya bersama pembina Hizbul Wathan masih berjaga di lokasi untuk mengemas barang-barang.
2. 6 Siswa Kesurupan
Kepala SMP Muhammadiyah 1 Wates, Agus Wiratno mengatakan berdasarkan hasil pendataan total ada enam siswa yang kesurupan.
"Sekitar 6 siswa putri dan siswa putra," kata Agus saat ditemui di Bumi Perkemahan Secang, Senin (19/6).
Agus menjelaskan keenam siswa itu mengalami kesurupan ketika sedang mempersiapkan acara api unggun dalam rangkaian kegiatan Persami pada Minggu (18/6). Peristiwa terjadi sejak magrib hingga malam hari.
"Yang enam orang itu sampai ada yang teriak-teriak," ujarnya.
"Untuk penanganannya dibantu masyarakat sekitar. Kemudian dari MDMC, dari ambulans Muhammadiyah itu juga banyak membantu. Jadi begitu. Begitu ada kabar (siswa kesurupan) langsung kumpul semua ke sini. Tapi ya di sini nggak ngapa-ngapain karena memang tidak diperlukan sebanyak itu (armada ambulans)," imbuhnya.
Agus menerangkan sebagian siswa yang kesurupan ditangani langsung di lokasi. Beberapa lagi dibawa ke masjid terdekat. Hal ini ditempuh karena saat kejadian lokasi dipadati oleh masyarakat baik itu yang hendak membantu atau hanya sekadar menonton, sehingga membuat situasi tidak kondusif.
"Kebanyakan diusahakan di sini, kita bekerja sama dengan warga lokal. Ada juga yang dibawa ke masjid supaya lebih aman. Karena kalau di sini kan masyarakatnya tumplek, sehingga malah kondisi nggak mendukung karena banyak yang datang sehingga dalam bahasa Jawa itu nguyuk-nguyuk. Malah jadi lebih nggak kondusif," jelasnya.
Tak lama kemudian, kata Agus, situasi akhirnya bisa dikendalikan. Siswa yang tadinya kesurupan mulai sadar dan kegiatan Persami langsung diakhiri malam itu juga.
"Alhamdulillah situasi akhirnya bisa kondusif," ucap Agus.
3. Penyebab Kesurupan
Agus menyebut sejumlah faktor yang menyebabkan siswanya mengalami kesurupan. Di antaranya karena kelelahan dan kelaparan.
"Yang jelas karena kondisi siswa yang sudah letih. Kemudian makannya kurang teratur sehingga ada kecenderungan lapar kemudian ngantuk juga sehingga pikiran menjadi blank, kosong jadi terjadilah yang semalam itu," ujarnya.
Sebelumnya sebanyak 130 peserta yang terdiri dari 80 siswa kelas VII dan 50 siswa kelas VIII itu menjalani serangkaian kegiatan perkemahan yang padat sejak Sabtu (17/6).
Selain itu, pihaknya menduga penyebab kesurupan karena ada beberapa siswa yang sebelumnya ikut pentas jatilan. Hal ini diperkuat dengan salah satu siswa penari jatilan yang ikut kesurupan.
"Selain itu, ada juga yang berdampak karena ada yang baru saja mengikuti kegiatan pentas jatilan. Sehingga dari lokasi pentas menuju ke kemah itu kemungkinan masih membawa 'sisa-sisa'. Sehingga salah satunya ada yang kena juga," terangnya.
Agus mengatakan upaya mengantisipasi hal semacam ini sebenarnya sudah dilakukan pihaknya. Di mana tim pembina telah mewanti-wanti para siswa agar tetap fokus dan menguatkan doa selama menjalani kegiatan.
"Sebenarnya sudah kami wanti-wanti ke siswa untuk fokus, doa terus dan jangan lupa salatnya. Tapi ini memang di luar kuasa kami," ujarnya.
(rih/rih)