Ini Penyebab 'Kampung Mati' di Tengah Hutan Kulon Progo Ditinggal Penghuni

Ini Penyebab 'Kampung Mati' di Tengah Hutan Kulon Progo Ditinggal Penghuni

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Minggu, 18 Jun 2023 18:03 WIB
Jalan menuju kampung mati di Dusun Watu Belah, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, Jumat (16/6/2023).
Jalan menuju kampung mati di Dusun Watu Belah, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, Jumat (16/6/2023). (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Kulon Progo -

Sebuah perkampungan di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tinggal dihuni oleh satu keluarga yang hidup terisolir. Apa sebab kampung ini ditinggal penghuninya?

Kampung Mati ini terletak wilayah Dusun Watu Belah, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo. Saat ini tinggal satu keluarga yang bertahan di kampung tersebut. Keluarga itu adalah pasangan suami-istri Sumiran (49) dan Sugiati (50) serta dua anaknya.

Dukuh Watu Belah, Gunawan mengatakan dulunya ada 10 rumah termasuk milik keluarga Sumiran yang menetap di area perkampungan tersebut. Karena akses jalan yang sulit, banyak warga yang pindah sehingga menyisakan satu rumah saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena di sini waktu itu masih ada 10 rumah termasuk bapak Sumiran, tapi berjalannya waktu karena akses jalan yang mungkin tidak bisa dibuka khususnya untuk yang di RT 45 atau di wilayah Pak Sumiran ini warga itu berpindah ke tempat yang lebih dekat dengan akses jalan karena mungkin juga mengingat dari kewilayahan di seputaran sini itu memang agak sulit letak geografisnya," ucap Gunawan kepada detikJateng, Jumat (16/6/2023).

Hal senada diungkapkan Sugiati. Menurutnya, ada sejumlah alasan yang membuat penduduk meninggalkan Kampung Mati. Salah satunya karena jengah dengan kondisi kampung yang terisolir.

ADVERTISEMENT

"Karena di sini jauh dari jalan yang bisa diakses kendaraan. Harus jalan kaki dulu sejauh 1,5 sampai 2 km. Jadi banyak yang pindah," ucapnya.

Sugiati menyebut, keluarganya benar-benar hidup sendiri sejak 4 tahun terakhir. Saat itu, penduduk terakhir pindah ke lokasi yang aksesnya lebih terjangkau.

"Penduduk terakhir yang pindah itu sekitar 4 tahun lalu. Jadi sejak 4 tahun ini kami memang menyendiri," imbuhnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah perkampungan di Kulon Progo ditinggalkan oleh hampir seluruh penduduknya. Kini, perkampungan itu tinggal menyisakan satu keluarga yang hidup terisolir.

Kampung Mati. Begitulah julukan yang disematkan masyarakat terhadap sebuah permukiman di wilayah Dusun Watu Belah, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo.

Sebutan ini muncul bukan tanpa alasan. Dahulu, area kampung yang berada di tengah hutan kawasan perbukitan menoreh itu dihuni oleh sedikitnya tujuh kepala keluarga (KK).

Lambat laun, mereka memutuskan pergi meninggalkan wilayah tersebut. Eksodus itu membuat kampung ini menjadi sepi dan seakan mati dari geliat aktivitas manusia.

Kendati begitu kampung ini sepenuhnya senyap karena masih ada satu keluarga yang bertahan. Keluarga beranggotakan empat orang, yakni pasangan suami-istri Sumiran (49) dan Sugiati (50) serta dua anaknya Agus Sarwanto (23) dan Dewi Septiani (10) itupun menjadi penghuni terakhir Kampung Mati.

"Saya senang di sini, karena kalau cari kayu bakar dekat. Cari rumput dekat, cari daun singkong juga dekat. Air, walaupun itu airnya agak-agak putih, tetap bisa mengalir dari Sendang Pule di atas situ," ucap Sugiati menjelaskan alasannya tetap tinggal di Kampung Mati, Jumat (16/6).

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Mengalami Insiden Terperosok di Air Saat Bermain Offroad di Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)


Hide Ads