Data Lengkap Wisatawan Libur Lebaran di DIY, Turun 7,5 Persen dari 2022

Data Lengkap Wisatawan Libur Lebaran di DIY, Turun 7,5 Persen dari 2022

Adji G Rinepta - detikJateng
Minggu, 07 Mei 2023 18:17 WIB
Suasana di Malioboro Jogja saat hari terakhir libur Lebaran 2023, Selasa (25/4/2023).
Suasana di Malioboro Jogja saat hari terakhir libur Lebaran 2023, Selasa (25/4/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Yogyakarta - Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merilis data lengkap pergerakan wisatawan saat libur Lebaran pada tanggal 19-25 April dan tambahan rekomendasi cuti tanggal 26 April sampai 1 Mei 2023.

Data tersebut diperoleh setelah dilakukan rapat koordinasi dan evaluasi dengan Dispar Kabupaten dan Kota serta Gabungan Industri Pariwisata pada Jumat (5/5).

"Secara total pergerakan wisatawan selama libur lebaran 2023 di DIY sebanyak 1.655.814 wisatawan. Terjadi sedikit penurunan jumlah pergerakan wisatawan sebesar 7,5 % dari jumlah pergerakan wisatawan libur lebaran 2022," ungkap Kadispar DIY, Singgih Raharjo melalui keterangan tertulis, Minggu (7/5/2023).

Singgih melanjutkan, peningkatan pergerakan wisatawan terjadi di tiga lokasi yakni Kota Jogja sebanyak 240.674 wisatawan, Kulon Progo sebanyak 144.809 wisatawan, dan Bantul sebesar 264.699 wisatawan.

"Sedangkan pergerakan wisatawan di 2 kabupaten mengalami sedikit penurunan pergerakan wisatawan yang bervariasi. Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah pergerakan 236.137 wisatawan dan Kabupaten Sleman dengan jumlah pergerakan 769.525 wisatawan," terangnya.

Data jumlah pergerakan wisatawan tersebut diambil dari data pergerakan wisatawan di Pemerintah Kabupaten/Kota melalui tempat penarikan restribusi (TPR) wisata yang dikelola Pemkab atau Pemkot.

Sedangkan untuk length of stay (LOS) atau lama tinggal wisatawan selama periode libur lebaran tercatat 2,1 hari. Menurut Singgih, dari angka tersebut terdapat kenaikan 0,4 hari dari periode yang sama pada tahun lalu.

Dispar juga merilis jumlah perputaran uang di DIY pada periode tersebut sebesar Rp 1,98 triliun dengan asumsi pengeluaran rata-rata Rp 1,2 juta per wisatawan.

"Selanjutnya diperlukan konsistensi pembaruan produk wisata berbasis budaya dengan konsep pariwisata berkualitas (quality tourism) di DIY yang tidak lagi jumlah wisatawan sebagai indikator utama keberhasilan pariwisata, tapi lebih mengedepankan experience atau pengalaman wisatawan dengan indikator LOS dan spending money wisatawan," jelas Singgih.

"Disamping itu perlu peningkatan layanan publik berkaitan, transportasi, keamanan dan kenyamanan wisatawan dan masyarakat serta hospitality (keramah-tamahan) di semua ekosistem pariwisata," tutupnya.


(dil/dil)


Hide Ads