Pembangunan gedung baru Mal Pelayanan Publik (MPP) Kulon Progo diprotes warga sekitar. Warga mengeluhkan pengerjaan proyek yang berlangsung sampai malam hari sehingga menimbulkan polusi suara.
"Kalau orang kerja normalnya sampai sore hari, ini sampai malam hari. Bahkan, pengerjaan (pelebaran gedung MPP) pernah sampai pukul 22.00 WIB. Sehingga warga sekitarnya yang pengin istirahat cukup terganggu," ucap Basuki Rahmat salah satu warga RT 5, RW 14, Dipan, Wates, Kulon Progo, Jumat (5/5/2023).
"Apalagi, malam hari waktunya anak-anak belajar dan di sini ada tetangga yang punya bayi tidak bisa tidur," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basuki mengatakan selain pengerjaan proyek, suara bising juga muncul dari pekerja yang menyetel musik hingga larut malam. Bahkan ada pekerja yang menyalakan petasan hingga mengganggu kenyamanan warga.
"Bahkan, ada (pegawai) yang nyetel lagu sambil nyanyi-nyanyi sangat keras sekali sampai pukul 24.00 WIB. Kemarin saat puasa juga ada yang menghidupkan mercon dari dalam, kemudian saya datangi namun tidak ada yang mengaku," ujarnya.
Sementara itu, Ketua RT 5 RW 14 Dipan, Sunardi menyebut pelaksanaan proyek pelebaran gedung MPP belum melalui proses sosialisasi kepada warga. Karena itu dia meminta pihak-pihak yang terkait dapat segera menggelar sosialisasi termasuk mengubah jam kerja jangan sampai larut malam.
"Kami sangat berharap agar persoalan ini bisa menjadi perhatian bagi pihak-pihak terkait," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pelebaran gedung MPP, Rahmawan Novianto mengakui bahwa pengerjaan proyek yang memakan dana Rp 1,2 miliar ini belum didahului dengan sosialisasi kepada warga sekitar.
Alasannya karena kontrak proyek dikerjakan dalam waktu yang relatif singkat yakni pada 21 Maret 2023 - Juni 2023. Hal ini juga yang membuat pengerjaan dilakukan hingga malam hari.
"Jadi belum sempat kulo nuwun ke warga atau RT setempat. Kemudian secara waktu memang proyek ngebut. Normalnya 4-5 bulan, ini cuma sampai 3 bulan saja. Sehingga mau tidak mau harus lembur" ucapnya.
Untuk itu, pelaksana proyek berencana mendatangi warga sekitar untuk melakukan sosialisasi agar persoalan ini tidak membesar. "Segera akan kami lakukan sosialisasi," ujar Rahmawan.
(apl/apl)