Kehilangan dua tangan tidak membuat Salim (55), warga Kalurahan Sinduadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, putus asa dalam menjalani kehidupannya. Bahkan, dengan keterbatasannya itu membuat Salim tertarik dengan seni rupa dan menjadi pelukis dengan kaki.
Pria murah senyum ini menceritakan bagaimana awal mula terjun ke dunia seni dan menjadi pelukis. Awalnya, dirinya mengalami kecelakaan yang berdampak sangat signifikan terhadap kehidupannya.
"Saya kecelakaan tahun 1979, kepleset dan jatuh dari kereta api saat itu," kata Salim saat ditemui di Balai Besar Penelitian dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Kementerian Sosial, Pedukuhan Sanggrahan, Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Selasa (4/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat kecelakaan itu Salim kehilangan kedua tangannya. Hal tersebut membuat Salim mengalami keterbatasan dalam beraktivitas.
Hingga akhirnya salah satu temannya mengenalkan seni rupa khususnya lukis kepada Salim. Saat itu Salim mengaku tidak memiliki latar belakang atau ketertarikan akan seni rupa namun untuk mengisi waktu luang akhirnya Salim mencobanya.
"Sudah dari 2004 melukis. Dulu dari teman dan mencoba untuk melukis, untuk memanfaatkan waktu luang," ucapnya.
![]() |
Pria yang saat ini juga mengajar di SLB dan kerap mengisi kegiatan di BBPPKS mengatakan belajar melukis tidaklah instan. Bahkan, Salim mengaku hingga saat ini masih terus belajar agar kemampuannya terus terasah.
"Saya itu lama lho latihan melukisnya, karena sebelumnya saya tidak punya background melukis. Awalnya saya didampingi teman, dulu mencontoh lukisan, ya paling nggak untuk belajar anatomi," ucapnya.
"Tapi sekarang ya sudah karya dari kreasi sendiri karena kan ada aturan soal hak cipta toh. Jadi tidak boleh mencontoh lukisan lain," lanjut Salim.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pria berambut pendek ini mengaku sudah membuat ratusan karya yang sebagian besar ditaruh di rumah. Menurutnya, untuk menyelesaikan satu lukisan memakan waktu yang lama karena Salim melukis menggunakan kaki.
"Satu lukisan tidak tentu memakan waktu berapa, kalau baru mood saja. Terus untuk bahan pakai akrilik sehingga bisa ditimpa atau ditambahi, gitu," katanya.
Terkait hal paling sulit saat melukis menggunakan kaki, Salim mengaku lebih kepada stamina. Selain itu, Salim juga mengaku terkadang masih sulit menemukan inspirasi karena tergolong pemula.
"Menemukan ide sama kira-kira apa yang mau dilukis. Kalau fisik tidak masalah, paling hanya kelelahan saja karena hanya bisa melukis pakai kaki 2 sampai 3 jam saja," ujarnya.
![]() |
Oleh sebab itu, Salim mengaku lebih suka melukis pemandangan. Sedangkan lukisannya lebih condong ke arah ekspresif.
"Kalau lukisan saya kebanyakan pemandangan, alasannya kalau lukisan itu kan keindahan dan kenyamanan sehingga kita berupaya untuk ke sana," ucapnya.
Lukisan Salim juga laku dijual. Pernah ada yang laku Rp 5 juta.
"Kalau karya saya banyak, ratusan ada, kebanyakan di rumah. Yang laku hanya satu dua karya saja. Kadang ikut pameran juga, pernah paling tinggi lukisannya laku Rp 5 juta. Karena itu saat ini menjadi pekerjaan pokok," ujarnya.
Untuk itu, Salim berpesan kepada teman-teman disabilitas agar tidak putus asa dalam menjalani kehidupan. Menurutnya, carilah kesibukan atau kegiatan yang biasanya bakal menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari.
"Karena menurut saya bakat itu bisa ditelateni, siapa telaten jadi. Apalagi sekarang dimudahkan dengan media seperti YouTube jadi lebih mudah bagi kita untuk belajar, yang penting semangat dan mau untuk belajar saja," ucapnya.