Menurutnya, warga dan dirinya sudah mengingatkan kepada pengemudi sedan itu agar mundur. Namun, peringatan itu tak digubris dan terus melaju hingga merusak saluran air.
"Sudah diingatkan, tapi ya terus menerobos. Setelah lepas gang terus tancap gas. Itu suara knalpotnya juga keras. Lalu lari dan katanya dikejar ketemu di Patran," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikJateng di lokasi awal kejadian, jalan yang dilalui mobil itu berupa gang sempit yang kanan kirinya berupa tembok dan terdapat saluran air. Mobil mustahil bisa lewat, kalaupun bisa, bodi kanan dan kirinya pasti akan terbentur. Selain itu, jalan di perkampungan itu juga sempit dan banyak tanjakan kecil.
Sebelumnya, Kapolsek Gamping Kompol Surahman mengatakan mobil itu dirusak massa usai menabrak gedek (pagar anyaman bambu) warga dan kemudian melarikan diri.
Saat dikejar, mobil itu melaju kencang dan bermanuver zigzag. Oleh warga, mobil itu diteriaki maling hingga akhirnya bisa diberhentikan di Jalan Godean.
Teriakan maling itu memicu emosi warga. Mobil pun akhirnya dirusak massa.
"Diteriakin tidak berhenti akhirnya dikejar warga. Di situ diteriaki maling akhirnya masuk di jalan utama akhirnya bisa (dihentikan) terus dimassa. Namanya teriak maling kan tentunya masyarakat kepancing emosi," beber Surahman.
Dari pemeriksaan sementara, polisi menyebut kedua orang itu bukan maling. "(Indikasi) Ke maling sementara negatif. Mungkin tadi karena zig zag lewat perkampungan ngebut," ujarnya.
Polisi juga menemukan kartu berobat kejiwaan dalam mobil itu. Pengemudi pun mengakui bahwa masih dalam pengobatan. "Dia mengaku dalam perawatan," ungkap Surahman.
(dil/sip)