Sejarah Masjid Jogokariyan Jogja yang Berdiri di Eks Basis PKI

Tim detikNews - detikJateng
Kamis, 23 Mar 2023 02:15 WIB
Masjid Jogokariyan Jogja. Foto: (Titry Frilyani/d'travelers)
Solo -

Masjid Jogokariyan di Mantrijeron, Kota Jogja, memiliki sejarah panjang. Masjid yang tak pernah sepi dari jamaah itu dibangun pada 1966. Pada masa itu, lokasi masjid tersebut berada di tengah kampung basis Partai Komunis Indonesia (PKI). Berikut sejarahnya.

detikcom pernah mewawancarai salah seorang pengurus Masjid Jogokariyan mengenai sejarah tempat ibadah umat Islam di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, itu.

"Memang di sini (saat itu) sedikit anomali. Karena di wilayah selatan itu Krapyak Kulon dan Krapyak Wetan wilayahnya Nahdliyin. Kalau timur ada Karangkajen yang Muhammadiyah. Sedangkan di sini dulu basis PKI," kata salah seorang pengurus masjid di bidang kesekretariatan Masjid Jogokariyan, Enggar Haryo Panggalih (27), Kamis (23/6/2015), dikutip dari detikNews.

"Sampai tahun 1966-1967 masih sangat terasa sekali ke-PKI-annya," imbuh pria yang akrab disapa Galih itu saat ditemui detikcom di komplek Islamic Center Masjid Jogokariyan.

Sejarah Kampung Jogokariyan Jogja

Dikutip dari situs web masjidjogokariyan.com, sebelum tahun 1967, belum ada masjid di Kampung Jogokariyan. Kegiatan keagamaan saat itu dilakukan di sebuah langgar kecil di RT 42 RW 11. Namun Langgar seluas 3x4 meter persegi itu tak pernah terisi oleh jamaah.

Dalam situs itu disebutkan Kampung Jogokariyan mulai dibuka oleh Hamengku Buwono (HB) IV ketika memindahkan keluarga dan Abdi Dalem Prajurit Kesatuan 'Jogokariyo' ke selatan benteng. Sehingga lokasi tersebut diberi nama Kampung Jogokariyan.

Pada masa HB VII, terjadi pengurangan prajurit Jogokariyo yang semula 750 orang menjadi 75 orang. Para abdi dalem yang kehilangan pekerjaan itu kemudian diberi sawah untuk digarap. Karena tak bisa mengelola, para abdi dalem itu akhirnya menjual sawahnya ke pengusaha batik dan tenun di Kampung Jogokariyan.

Singkat cerita, para pengusaha batik dan tenun itu mencapai kejayaan di Kampung Jogokariyan. Sementara generasi penerus dari eks abdi dalem keraton menjalani kehidupan yang sulit. Mereka bekerja sebagai buruh pabrik tenun dan batik.

"...Kesenjangan sosial ekonomi ini dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan sentimen kelas buruh dan majikan," tulis artikel berjudul 'Sejarah Masjid Jogokariyan' di masjidjogokariyan.com, diakses detikJateng pada Rabu (8/3/2023).

Menurut artikel itu, gerakan PKI disambut antusias oleh warga Jogokariyan yang termarjinalisasi saat itu. Jogokariyan pun menjadi basis PKI yang didominasi warga miskin dan buruh.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.




(dil/sip)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork