Ramai Utas 'Oknum Guru Bunuh Cita-cita' di Twitter, Begini Cerita Pemilik Akun

Ramai Utas 'Oknum Guru Bunuh Cita-cita' di Twitter, Begini Cerita Pemilik Akun

Adji G Rinepta - detikJateng
Jumat, 24 Feb 2023 18:12 WIB
Poster
Ramai Utas 'Guru Bunuh Cita-cita' di Twitter, Begini Cerita Pemilik Akunnya. (Ilustrasi Media Sosial. Foto: Edi Wahyono)
Yogyakarta -

Media sosial Twitter dihebohkan dengan sebuah utas tentang 'oknum guru yang membunuh cita-cita muridnya'. Utas yang dibuat akun bernama @b*** tersebut mendapat respons warganet.

Sang pemilik akun, inisial B mengatakan cerita itu terjadi pada putrinya. Ia mengaku baru mengetahui cerita dari putrinya itu belum lama ini.

"Nah saya itu tahunya belum lama, mungkin sebulan yang lalu mungkin," ujar B saat dihubungi wartawan di Jogja, Jumat (24/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita ini berawal dari putri B saat masih duduk di bangku SMP kelas VIII yang tertekan dengan ucapan gurunya yang menjustifikasi cita-cita dari putrinya yang ingin menjadi penyanyi. Hal tersebut membuat putrinya depresi dan enggan bermain musik lagi.

"Sebenarnya cuma ditanya, kan yang lain-lain bilang jadi dokter, jadi polisi, kan sekelas itu beberapa orang kan, giliran anak saya bilang gitu (ingin jadi penyanyi) terus gurunya tu bilang, 'mbok cita cita ki sing tenanan, mosok dadi penyanyi (cita-cita itu yang beneran, masak jadi penyanyi)'," jelas B.

ADVERTISEMENT

Setelahnya, kata B, putrinya lalu mengganti jawabannya ingin menjadi dokter. Jawaban tersebut malah mendapat apresiasi dari oknum guru tersebut. Sejak saat itu, lanjutnya, anaknya menjadi tertekan dan berusaha keras supaya menjadi dokter.

"Begitu dia SMA, terus kita tanya 'koe meh milih IPA opo IPS?' (kamu mau milih IPA atau IPS?) 'IPA wae soale nek ipa iso neng kedokteran' (IPA saja soalnya bisa ke kedokteran)," jelasnya.

Hingga akhirnya, sang anak berkuliah di jurusan kedokteran di salah satu kampus di Jogja. Namun, jelas B, kondisi psikologis anaknya menjadi semakin parah. Emosinya menjadi tidak stabil.

"Sampai mengalami ya guncangan, halusinasi, sampai dirawat itu," lanjutnya.

Puncaknya, B menceritakan, setelah menyelesaikan pendidikan S1, dan harus melanjutkan ke pendidikan profesi, anaknya harus menjalani pengobatan di psikiater. Lantaran harus menjalani pengobatan tersebut, putrinya harus mengorbankan pendidikan profesinya.

"Sepanjang tahun 2022, mulai Januari seingat saya. Januari 2022 sampai Desember 2022. Makanya dia Koas itu Februari 2022 sampai Agustus 2022. Nah terus karena tidak perform ya, karena pengaruh obat itu kan tidak perform gitu, kognisinya buruk, psikomotoriknya itu lemah dan sebagainya," terangnya.

"Terus saya minta cuti September (2022) sampai Februari (2023), nah akhirnya itu tadi saya ditanya mau terus apa mau berhenti. Nah setelah saya diskusikan dengan keluarga ya udah lah berhenti aja gitu," lanjutnya.

Sang putri akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan profesinya lantaran peraturan dari kampus tidak memperbolehkan cuti 2 semester berturut-turut.

"Alhamdulillah sudah sangat baik sekarang. Sekarang kondisinya baik sekali," kata B.

Selengkapnya di halaman berikutnya....

Banyak Warganet Bersuara

Setelah utasnya di Twitter diunggah, B menceritakan banyak mendapatkan perhatian dan respons dari warganet. Bahkan tak sedikit yang juga menceritakan kejadian serupa yang dialami.

"Ternyata banyak di Twitter yang ngaku, baik trauma, innerchild traumanya di SD maupun SMP itu kan banyak sekali yang ngaku. Itu menunjukkan kata 'oknum' yang saya buat itu di setiap sekolahan ada, jadi kalau dikumpulkan ya banyak banget," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(apl/rih)


Hide Ads