Heboh Air Pantai Baron Jadi 2 Warna, Ini Waktu dan Cara Melihatnya

Heboh Air Pantai Baron Jadi 2 Warna, Ini Waktu dan Cara Melihatnya

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Selasa, 21 Feb 2023 16:31 WIB
Fenomena dua warna di perairan selatan Kabupaten Gunungkidul, Jumat (17/2/2023).
Fenomena 'dua warna' di perairan selatan Kabupaten Gunungkidul, Jumat (17/2/2023). Foto: dok. SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah II Gunungkidul.
Gunungkidul -

Fenomena dwi atau dua warna di perairan Kabupaten Gunungkidul tepatnya di sekitar Pantai Baron membuat heboh. Ternyata fenomena ini sering terjadi saat musim penghujan. Lalu kapan waktu yang tepat melihat fenomena air dua warna ini?

Koordinator SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah II Gunungkidul Marjono mengatakan, munculnya dua warna di perairan Baron sebenarnya bisa diprediksi. Sebab, kejadian serupa sudah kerap terjadi khususnya saat musim penghujan.

"Setiap musim penghujan, kalau aliran sungai yang bermuara di Baron banjir pasti warnanya seperti itu. Karena itu kan dampak dari air hujan," kata Marjono kepada detikJateng, Selasa (21/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marjono menjelaskan aliran sungai yang muncul di Pantai Baron berasal dari pegunungan. Bahkan, saat musim kemarau panjang aliran sungai tersebut tidak pernah surut.

"Itu sumber mata air dari pegunungan, kalau musim kemarau kan jernih. Tapi saat musim penghujan, apalagi kalau Wonosari hujan lebat banjir dan sampai di pantai Baron alirannya membuat warna air jadi cokelat," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Marjono menilai kejadian tersebut sebagai fenomena unik dan bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Baron. Namun, semua itu hanya bisa dinikmati usai hujan deras melanda.

"Saat musim hujan, kemarin banyak yang mengabadikan air laut dan air tawar tidak menyatu dari atas bukit sebelah timur (Baron)," ucapnya.

Meski begitu, Marjono tidak merekomendasikan wisatawan melihat fenomena air pantai jadi dua warna ini dari atas perahu, Sebab, hal tersebut sangat berisiko karena alirannya yang sangat kuat.

"Itu kalau dari SAR kita arahkan dari atas Bukit Baron Techno Park atau bukit Parang Racuk sebelah barat, kemudian bukit Pantai Baron sebelah timur," ucapnya.

"Kalau lewat kapal itu karena alirannya sangat kencang sehingga sangat berisiko. Jadi tidak memungkinkan membawa pengunjung yang mau melihat fenomena air laut bercampur dengan air tawar," lanjut Marjono.




(ams/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads