Sejarah Titik Nol Km Jogja yang Sedang Viral gegara Kasus Pembacokan

Paradisa Nunni Megasari - detikJateng
Jumat, 10 Feb 2023 08:00 WIB
Mengenal Titik Nol Km Jogja yang Viral gegara Peristiwa Pembacokan Pemuda. Foto: detik
Yogyakarta -

Titik Nol Km atau titik nol kilometer menjadi salah satu daya tarik wisata di Jogja. Pusat keramaian di Kota Jogja ini terkadang masih dipertanyakan di mana letak pastinya. Berikut ini informasi lengkap mengenai sejarah, lokasi, dan daya tarik titik nol km.

Keberadaan titik nol km ini masih banyak dipertanyakan banyak orang, khususnya wisatawan. Beberapa orang mengira titik nol km berapa di Keraton Jogja, Tugu Jogja, ataupun Tugu Pal Putih.

Beberapa waktu terakhir, viral video pembacokan pemuda yang terjadi di titik nol kilometer Jogja ini. Berikut ini beberapa hal mengenai titik nol kilometer Jogja.

Sejarah Titik Nol Jogja

Dikutip dari laman Jogja Belajar Budaya yang dikelola oleh Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (Tekkomdik) DIY, https://jbbudaya.jogjabelajar.org/, terdapat sebuah papan peringatan resmi di depan bekas bangunan Senisono. Papan tersebut merupakan petunjuk pasti letak titik nol km.

Pada akhir tahun 70-an hingga awal tahun 80-an, di tengah perempatan jalan tersebut masih ada air mancur kota. Diperkirakan, letak titik nol kilometer berada di lokasi air mancur ini.

Kawasan di sekitar titik nol kilometer ini merupakan kawasan wisata sejarah. Titik nol km ini dikelilingi oleh bangunan kuno peninggalan Belanda yang sering disebut loji.

Selain menjadi kawasan wisata sejarah, titik nol km juga menjadi sentra perekonomian bagi masyarakat Jogja, karena letaknya yang strategis, seperti Malioboro, Pasar Beringharjo, Jalan Kyai Ahmad Dahlan, serta kawasan Jalan Wijilan yang selalu dipadati wisatawan juga ada di sana.

Berada di Tengah Beberapa Loji

Pada sisi utara titik nol km, tepatnya di depan Gereja Protestan di sebelah utara Gedung Agung, berdiri jam kota atau stadsklok. Area di sekitarnya yang dahulu bernama Jalan Margomulyo ini sering disebut Ngejaman.

Jam tersebut dibuat tahun 1916, sebagai persembahan masyarakat Belanda pada pemerintahnya untuk memperingati satu abad kembalinya Pemerintahan Kolonial Belanda dari Pemerintahan Inggris yang berkuasa di Jawa pada awal abad ke-19. Kini, prasasti kecil yang menunjukkan tulisan itu telah dihilangkan.

Selanjutnya, ada Gedung Agung yang merupakan Istana Kepresidenan. Gedung ini selesai dibangun pada tahun 1832.

Gedung tersebut dipakai sebagai tempat tinggal para Residen dan Gubernur Belanda di Yogyakarta. Bangunan ini sempat rusak berat pada saat terjadi gempa bumi besar pada 1867.

Pada zaman penjajahan Jepang, gedung ini menjadi kediaman resmi Koochi Zimmukyoku Tyookan, penguasa Jepang di Kota Jogja.

Dari 1946 hingga 1949, gedung ini menjadi tempat kediaman resmi Ir Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama. Saat itu, Kota Jogja menjadi ibu kota Republik Indonesia.

Kini, Gedung Agung merupakan salah satu Istana Presiden Republik Indonesia yang ada di luar Jakarta.

Benteng Vredeburd-Bioskop Senisono

Berikutnya, Benteng Vredeburg berada tepat di depan Gedung Agung. Bangunan yang menjadi markas tentara pada zaman kolonial Belanda. Sekarang, difungsikan sebagai museum dengan nama Museum Benteng Vredeburg.

Masyarakat Jogja tempo dulu menyebut benteng ini dengan nama Loji Gedhe. Sementara barak-barak tentara di belakangnya disebut Lodji Cilik. Gedung Agung yang berada tepat di depannya, karena memiliki taman yang luas, disebut sebagai Loji Kebon.

Di sisi Timur Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan, dulu kala berdiri toko bernama NV Toko Europe, yang menyediakan barang-barang impor untuk keperluan orang-orang Belanda. Setelah masa kemerdekaan, bekas bangunan toko ini dipergunakan sejumlah kantor. Di antaranya sebagai Kantor kementerian Penerangan, Kantor Persatuan Wartawan Indonesia, serta perwakilan Kantor Berita Antara.Kini, semuanya sudah tidak di situ.

Di sebelah Timurnya, berdiri Gedung Societeit de Vereeniging atau Balai pertemuan yang dikenal masyarakat Yogyakarta dengan nama Balai Mataram.

Pada tahun 50-an, gedung ini digunakan sebagai bioskop rakyat dengan nama Senisono. Bioskop ini pindah ke salah satu sudut Alun-alun Utara dan berganti nama menjadi Soboharsono. Saat ini, berubah fungsi menjadi galeri seni.

Monumen Serangan Umum-Kauman

Di sudut Barat Daya Benteng Vredeburg, berdiri monumen yang didirikan untuk mengenang peristiwa Serangan Umum yang dilancarkan pejuang Republik Indonesia terhadap pendudukan Belanda pada 1 Maret 1949.

Di sisi Selatan jalan, terdapat bangunan yang tinggi dan kokoh, sekarang dipergunakan sebagai Kantor Bank BNI. Pada zaman kolonial, gedung ini dipergunakan sebagai Kantor Asuransi Nill Maattschappij dan Kantor de Javasche Bank.

Di sebelah Timur Gedung Bank BNI, berdiri Kantor Pos Besar Yogyakarta. Pada zaman Kolonial Belanda, fungsinya tidak jauh berbeda. Yakni, sebagai kantor pos, telegraf, dan telepon. Di sebelah Timur gedung Bank BNI, berdiri Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Dahulu dipergunakan sebagai kantor de Indische Bank.

Di depan Gedung Senisono, ada monumen yang mengabadikan telapak tangan sejumlah tokoh Kota Yogyakarta. Monumen yang diresmikan pada 2003 ini dinamakan Monumen Tapak Prestasi Kota Jogja.

Bila berjalan lurus ke arah Timur dari Kawasan Nol Kilometer menyusuri Jalan Senopati akan ditemui kawasan Kompleks Taman Pintar.

Jika memilih berjalan ke arah Barat dari Titik Nol Kilometer, akan sampai di bagian Utara dari Kampung Kauman. Ini merupakan kawasan perkampungan yang memiliki peran besar dalam sejarah Islam di Indonesia, sebagai tempat lahirnya Muhammadiyah.

Lokasi Titik Nol Jogja

Titik nol km merupakan sebuah lokasi yang berbentuk simpang empat atau perempatan di Kota Jogja, yaitu pertemuan Jalan A. Dahlan, Jalan Senopati, Jalan A. Yani dan, jalan menuju Alun-alun Utara.

Hampir semua jalur kendaraan, seperti angkutan umum bus, bus trans Jogja, banyak yang melewati tempat ini. Untuk menuju ke sini pun bisa dijangkau dengan taxi, andong, becak, dan kendaraan pribadi.

Daya Tarik Titik Nol Jogja

Kawasan Titik Nol Kilometer sering difungsikan sebagai area berkumpul dan penyelenggaraan event budaya atau event lainnya. Pada malam hari, sepanjang trotoar sekitar perempatan Jalan Jendral Ahmad Yani dan Jalan KH Ahmad Dahlan menjadi tempat nongkrong menghabiskan malam.

Banyak komunitas juga berkumpul untuk mencari inspirasi dan menyalurkan bakat dengan berekspresi.

Berikut ini adalah beberapa lokasi yang menjadi daya tarik di lokasi titik nol km Jogja:

  • Museum Benteng Vredeburg
  • Taman Budaya Yogyakarta (TBY)
  • Taman Pintar
  • Gedung Agung
  • Gedung Senisono
  • Gedung BNI
  • Gedung Bank Indonesia (BI)
  • Kantor Pos Besar
  • Museum Sonobudoyo
  • Pasar Beringharjo
  • Pecinan Ketandan
  • Jalan Malioboro
  • Jogja Gallery
  • Alun-Alun Utara dan Keraton Yogyakarta
  • Monumen Serangan Umum 1 Maret

Itulah informasi lengkap mengenai Titik Nol Km Jogja mulai dari sejarah, lokasi, dan daya tariknya. Semoga bermanfaat, Lur!

Ikuti berita lainnya dari detikJateng di Google News.



Simak Video "Video: Rekaman CCTV Innova Seruduk Brio dan 4 Motor di Timoho Jogja"

(ahr/apl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork