Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menghadiri acara perayaan ulang tahun pertama Teras Malioboro. Pada kesempatan itu, Sultan menyoroti nasib para perajin lokal.
Sultan mengatakan adanya potensi kepunahan para perajin lokal maupun rumahan karena upah yang kecil. Sultan mengingatkan jika para pedagang juga harus memikirkan nasib perajin.
"Saya yakin yang mau bekerja (sebagai perajin) itu hanya orang-orang tua jika upahnya masih kecil, anak muda tak akan mau meneruskan usaha (produksi kerajinan) itu," ungkap Sultan dalam sambutannya di Teras Malioboro 1, Kota Jogja, Selasa (7/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan mau untung sendiri, jika produk-produk perajin itu ketika dijual harganya bisa jutaan rupiah, maka saya harap perajin-perajin itu juga bisa meningkat upahnya, sehingga ada yang mau meneruskan usahanya," imbuhnya.
Baca juga: PKL Malioboro Mulai Pindahan ke Lapak Baru |
Sultan menginginkan industri ini untuk terus tumbuh bersama dan saling mendukung. Para perajin kecil yang menitipkan produknya ke pedagang di Teras Malioboro juga bisa hidup lebih baik.
"Yang menitipkan barang-barang produksinya di Teras Malioboro ini adalah produsen, walau mungkin dia hanya menjahit daster (dari rumahnya) misalnya," kata Sultan.
"Keprihatinan saya, bagaimana agar pembatik batik di Imogiri, perajin perak di Kotagede itu juga bisa menikmati hidup, bisa meningkatkan penghasilan, sebab selama ini upah mereka masih kecil," imbuhnya.
Sultan mengibaratkan Teras Malioboro ini sebagai etalase. Para pedagang, menurut Sultan, tak perlu khawatir karena Teras Malioboro tidak akan ada masalah terkait pemasaran.
"Makannya dalam kesempatan ini saya sampaikan sama teman-teman di Teras 1 maupun Teras 2, posisi di sini selama tetap tembus Jalan Malioboro tetap nggak akan ada masalah, masalah market," ungkap Sultan.
Meski begitu, Sultan menambahkan, kerja sama antara perajin dan pedagang juga harus memikirkan kualitas produk. Sultan inginperajin dan pedagang saling menjaga kualitas produk mereka.
"Maka saya harap ada kerja sama yang baik di sini dengan para perajinlokal, beri edukasi juga jika kualitas produk tak layak agar menjadi layak baik jahitannya atau pekerjaannya," tutupnya.
Untuk diketahui, Teras Malioboro adalah lokasi relokasi pedagang kaki lima (PKL) Jalan Malioboro. Relokasi berlangsung pada Selasa 1 Februari 2022.
PKL dibagi ke dua titik, yakni Teras Malioboro 1 (eks Bioskop Indra) dan Teras Malioboro 2 (eks Dinas Pariwisata DIY).
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY saat itu, Srie Nurkyatsiwi menjelaskan Teras Malioboro 1 ada sekitar 799 pedagang dan di Teras Malioboro 2 ada 1.000 lebih pedagang. Totalnya ada 1.836 pedagang di dua lokasi tersebut.
Siwi menambahkan, pihaknya akan menggencarkan promosi agar PKL di dua tempat relokasi itu tetap laris. Selain promosi secara online, Siwi berujar juga akan diadakan atraksi-atraksi budaya untuk menarik pengunjung.
"Saat menjual secara online, apa fasilitasnya, salah satu strateginya ada free ongkir, kita arahkan ke sana," jelasnya.
Siwi juga membenarkan kalau Teras Malioboro 2 masih shelter sementara untuk 2 tahun. Selama waktu itu, Pemda DIY akan mencarikan tempat yang permanen untuk pedagang dan dibangun sebagus Teras Malioboro 1.
"Kita berusaha target 2 tahun. Moga-moga bisa cepat sambil menyiapkan," kata Siwi.
Ikuti berita lainnya dari detikJateng di Google News.