Sabrang Mowo Damar Panuluh yang kerap disapa Sabrang atau Noe adalah putra Cak Nun yang juga aktif di industri musik sebagai vokalis dengan grup band-nya, Letto. Berikut ini profil lengkap Sabrang mulai dari pendidikan hingga perjalanan karirnya.
Dikutip dari artikel Cak Nun di situs resminya, caknun.com, Sabrang Mowo Damar Panuluh lahir pada hari Minggu pukul 06.15 WIB, 10 Juni 1979. Sabrang lahir di Klinik Angkatan Udara seberang Kraton Pakualaman Jogja.
Profil Sabrang Mowo Damar Panuluh
Dalam buku 'Inspiring Stories, 30 Kisah Para Tokoh Beken yang Menggugah' (Tiga Serangkai, 2008) disebutkan Sabrang Mowo adalah putra Cak Nun dari istri pertamanya, Neneng Suryaningsih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Cak Nun berpisah dengan Neneng, Neneng kembali ke Metro Lampung bersama Sabrang kecil. Singkat cerita, Sabrang bersekolah di SMP Xaverius, Lampung. Lalu Sabrang melanjutkan pendidikan di SMAN 7 Jogja bersama Patub, Aldi, dan Ari, tiga personel band Letto.
Dalam buku 'Inspiring Stories' karya Ahmadun Yosi Hefanda dan Irwan Kelana itu dituliskan, dalam mendidik anaknya Cak Nun lebih lebih memilih sekolah biasa, bukan sekolah unggulan atau sekolah berlabel Islam. Tujuannya agar sang anak dapat bergaul dengan semua kalangan secara wajar.
Lulus SMA di Jogja, Sabrang menyelesaikan pendidikan S1 di Math and Physics University of Alberta, Kanada. Dalam artikel 'Ali-ali Damar Panuluh' yang diakses detikJateng pada Senin (30/1/2023), Cak Nun menceritakan sepulang dari Kanada, Sabrang mulai membuat album musik di Jogja secara diam-diam.
"...bahkan saya sangat tidak mudah mempercayai bahwa Sabrang bisa menyanyi. Sampai akhirnya kami cek di pementasan Letto di sebuah Perguruan Tinggi di Yogya," tulis Cak Nun dalam artikel bertanggal 10 Juni 2021 di CakNun.com.
Ternyata, Sabrang bukan sekadar penyanyi. Menurut Cak Nun, syair karya Sabrang jauh lebih murni, lembut, dan esensial dibanding puisi bapaknya.
Baca juga: Cak Nun: Sabrang Ngajar Aku Entek-entekan |
Karier Sabrang di Dunia Musik-Film
Melansir situs Festival Film Indonesia, Sabrang Mowo merupakan vokalis dan keyboardis band Letto (posisi keyboardis hingga 2014 sebelum masuknya Widi).
Dalam situs festivalfilm.id itu disebutkan, sepulang dari Kanada, Sabrang bertemu kembali dengan kawan-kawan karibnya di Jogja. Sabrang atau Noe juga sering bermain musik di studio Kiai Kanjeng, grup musik pimpinan Novi Budianto yang selalu menjadi partner dan sahabat Cak Nun.
Dari studio Kiai Kanjeng, Noe belajar hal ihwal mixing, mastering, memproduksi dan menulis musik. Noe mulai menulis lirik lagu, yang akhirnya banyak tertuang dalam album perdana Letto, 'Truth, Cry, and Lie'. Pada 2004, Musica tertarik pada lagu yang ditawarkan Noe dan kawan-kawannya. Barulah mereka membentuk band yang diberi nama Letto.
Debut album Letto berjudul Truth, Cry, and Lie itu dirilis pada 2006. Keseriusan Sabrang dan kawan-kawan dalam bermusik membuahkan double platinum bagi Letto. Kesuksesan itu memacu Letto untuk membuat album kedua, 'Don't Make Me Sad' (2007).
Sejak 10 Juni 2008, Sabrang mendirikan Production House Pic[k]Lock Productions bersama Dewi Umaya Rachman. Dalam situs resminya, picklockfilms.com, dijelaskan bahwa Pic[k]Lock Productions merupakan perusahaan film yang fokus pada produksi cerita dengan latar belakang sosio-kultural-politik yang kuat.
Dengan bendera Pic[k]lock Films, Sabrang yang bergelar sarjana Fisika dan Matematika dari University of Alberta Kanada itu telah memproduseri tiga film layar lebar.
Film perdananya 'Minggu Pagi di Victoria Park' dirilis pada 10 Juni 2010. Film kedua mereka, 'RAYYA, Cahaya Di Atas Cahaya' ditulis oleh bapak Sabrang, Emha Ainun Nadjib, dan Viva Westi.
Pada 2015, Pic[k]Lock Productions bekerja sama dengan Yayasan Keluarga Besar HOS Tjokroaminoto dan MSH Films dan meluncurkan film 'Guru Bangsa Tjokroaminoto' yang disutradarai Garin Nugroho.
(dil/sip)