Sebuah suara dentuman terdengar warga di Gunungkidul. Suara itu terdengar hinga Kapanewon Semin, Wonosari, bahkan hingga ke kabupaten tetangga, Wonogiri.
Suara itu terdengar pada Kamis (22/12/2022) siang. Hingga kini sumber suara tersebut masih menjadi misteri.
"Tadi posisi sedang berada di dalam rumah, terus sekitar jam 11.00 dengar suara kencang banget. Tapi cuma kedengaran satu kali suara seperti geluduk karena posisi lagi mendung juga saat itu," kata kata salah satu warga Semin, Yuliyani, Kamis (22/12/2022).
Suara dentuman itu juga tercatat di peralatan milik BMKG. Alat itu mendeteksi ada suara berfrekuensi 7-12 Hz di wilayah Kapanewon (kecamatan) Gedangsari, Gunungkidul.
Berikut ini sederet teori mengenai kemungkinan sumber suara tersebut.
Bukan Aktivitas Alam
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta Setyoajie Prayoedhie menjelaskan suara dengan frekuensi 7-12 Hz itu ditemukan di wilayah Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul. Gedangsari dipilih sebagai lokasi analisis karena menjadi wilayah pertama yang melaporkan adanya suara dentuman. BMKG menduga suara ini bukan berasal dari alam.
"Frekuensi ini memang lebih cenderung merupakan aktivitas buatan, dalam hal ini tentu saja aktivitas manusia ya. Aktivitasnya apa belum bisa kami identifikasi. Apa aja bisa, misalnya nih kalau kita buka tambang pakai bahan peledak. Tapi kayaknya nggak memungkinkan kalau (buka tambang pakai peledak) di Jogja," ujarnya.
Selain itu, kemungkinan sumber suara dengan frekuensi 7-12 Hz tersebut bisa juga disebabkan karena sonic boom. Sonic boom atau biasa disebut dentuman sonik merupakan suara yang dihasilkan dari gelombang kejut pergerakan pesawat jet. Suara ini dapat muncul ketika kecepatan pesawat terbang melebihi kecepatan suara.
Ada Kemungkinan Sonic Boom
"Bisa juga karena pesawat sonic boom, jadi ketika pesawat terbang lewat dari kecepatan supersonik bisa memicu ledakan sonic yang terdengar. Tapi ini perlu ada klarifikasi dari pihak berwenang," ujar Setyoajie menjelaskan salah satu kemungkinan penyebab suara dentuman.
Hanya saja, kemungkinan ini juga ditepis oleh TNI AU. Pasalnya, tidak ada aktivitas latihan pesawat supersonic di kawasan Jogja dan sekitarnya.
Kapentak Lanud Adisutjipto Mayor Suprih Andaryanto saat dikonfirmasi terkait hal itu mengatakan bahwa di Lanud Adisutjipto tidak ada pesawat tempur.
Menurutnya, pangkalan yang memiliki pesawat tempur terdekat yakni Lanud Iswahjudi, Madiun.
"Kalau di Lanud Adisutjipto tidak ada pesawat tempur, yang ada di Lanud Adisutjipto hanya sekolah penerbang. Yang mempunyai pesawat tempur yang terdekat Lanud Iswahjudi, Madiun," kata Mayor Suprih kepada wartawan, Kamis (22/12/2022).
Sedangkan pihak Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, mengakui bahwa pihaknya pada saat itu menggelar latihan pesawat. Namun, pesawat mereka tidak masuk ke wilayah Jogja. Latihan itu pun juga tidak menghasilkan sonic boom.
"Latihan digelar untuk skuadron 15, 14, dan 3 melibatkan seluruh pesawat F16 dan T50. Seluruh pesawat latihan semua tapi hanya di area lokal. Itu latihan rutin," kata Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi, Magetan Mayor Sus Yudha Pramono dikutip dari detikJatim, Kamis (22/12/2022).
Namun Yudha menegaskan bahwa tidak ada satu pun pesawat tempur milik Lanud Iswahjudi, Magetan yang terbang hingga ke wilayah DIY. Hingga menyebabkan fenomena sonic boom yang suaranya terdengar hingga beberapa wilayah di Gunungkidul.
"Dari Iswahjudi tidak ada penerbangan ke daerah Jogja mas. Seperti yang saya bilang tadi, hanya untuk training. Kita hanya di aerodrome (di) Lanud Iswahjudi," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan Aktivitas Gempa
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut suara dentuman yang terdengar warga itu bukan berasal dari aktivitas kegempaan.
"Tidak ada aktivitas kegempaan di DIY di periode waktu tersebut," ujar Kepala Stasiun Geofisika Jogja, Setyoajie Prayoedhie, saat dimintai konfirmasi detikJateng, Kamis (22/12/2022).
Hingga berita ini ditulis, BMKG belum bisa memastikan sumber suara tersebut.
Teori lainnya baca halaman berikutnya
Bukan Aktivitas Gunung Merapi
Suara dentuman misterius terdengar di sebagian wilayah Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis lalu. Apakah dentuman itu terkait dengan aktivitas Merapi? Ini kata BPPTKG.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan jika dentuman itu tidak terekam dalam jaringan pemantauan Merapi. Pihaknya pun menduga dentuman itu tidak terkait dengan aktivitas Gunung Merapi.
"Dentuman tersebut tidak terekam di jaringan pemantauan Merapi," kata Agus saat dimintai konfirmasi, Kamis (22/12/2022).
Agus menduga dentuman itu tidak terkait dengan aktivitas Gunung Merapi. Pihaknya pun meminta hal itu ditanyakan kepada otoritas terkait lainnya.
"Sepertinya bukan dari Merapi. Mungkin bisa ditanyakan ke BMKG barangkali terkait cuaca ya," tutupnya.
Bisa dari Aktivitas Geologi
Ahli geologi sekaligus dosen Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral UPN 'Veteran' Yogyakarta, Jatmika Setiawan menjelaskan di kawasan pegunungan karst terdapat endokarst dan eksokarst. Di lapisan eksokarst terdapat banyak bukit-bukit karst, sementara di endokarst terdapat sungai bawah tanah dan gua bawah tanah.
Jatmika mengatakan suara dentuman itu bisa jadi berasal dari amblekan atau runtuhnya dinding gua bawah tanah dan kemudian membentur permukaan air bawah tanah.
"Dentuman itu bisa terjadi karena amblekan (dinding gua) yang terjadi di bawah tanah. Jadi amblekan tapi bisa saja amblekan itu tidak sampai ke permukaan, jadi lapisan-lapisan batu gamping itu amblek tetapi bawahnya ada sungai bawah tanah sehingga terasa ada dentuman di permukaan," kata Jatmika saat dihubungi detikJateng, Jumat (23/12/2022).
Fenomena ini, menurut Jatmika bisa menyebabkan lapisan gua semakin terkikis dan akhirnya terbentuk lubang di permukaan tanah. Hal ini menurutnya pernah terjadi di Gua Pindul.
Simak Video "Video BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Masih Mengintai"
[Gambas:Video 20detik]
(ahr/ahr)