Jogja Terasa Sumuk Beberapa Hari Belakangan, Ini Penjelasan BMKG

Jogja Terasa Sumuk Beberapa Hari Belakangan, Ini Penjelasan BMKG

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Selasa, 20 Des 2022 19:36 WIB
Kawasan Tugu Jogja saat hari tanpa bayangan, Kamis (13/10/2022) siang.
Kawasan Tugu Jogja saat hari tanpa bayangan, Kamis (13/10/2022) siang. Foto: Adji G Rinepta/detikJateng
Jogja -

Sebagian besar wilayah Jogja atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilanda kondisi panas dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, suhu tertingginya mencapai 33 derajat celsius. Apa penyebabnya?

Menurut Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Nur Hadi, panas terik yang memicu gerah di wilayah Jogja ini berkaitan dengan adanya gerak semu matahari. Ini merupakan fenomena tahunan di mana matahari seakan-akan bergerak dari belahan bumi sisi utara ke selatan dan sebaliknya.

Adapun pada Desember ini, matahari berada di belahan bumi selatan yang terdiri dari benua Antartika, Australia, sebagian Amerika Selatan, sebagian Afrika dan Asia. Khusus untuk Indonesia, wilayah yang terletak di belahan bumi selatan meliputi sebagian Pulau Sumatra, Bali, Papua, NTT, NTB, dan Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah kalau Jogja ini kan masuk Pulau Jawa jadi termasuk dalam belahan bumi selatan. Sehingga saat ini memang Jogja jadi terasa panas karena letak matahari yang sekarang ada di belahan bumi selatan tepatnya di 23,5 derajat lintang selatan," jelas Nur Hadi saat dihubungi detikJateng, Selasa (20/12/2022).

Nur Hadi mengatakan letak matahari yang sekarang berada di belahan bumi selatan inilah yang membuat sebagian besar wilayah di DIY terasa panas. Hal ini ditambah dengan cuaca di DIY yang sekarang tergolong cerah berawan.

ADVERTISEMENT

"Apalagi sekarang cuaca di Jogja ini cerah berawan, terutama saat siang menjelang sore ya, jadi memang terasa panasnya," ucapnya.

Meski begitu kondisi ini hanya berlangsung sementara. Sebab, pada 22 Desember besok merupakan puncak dari gerak semu matahari di belahan bumi selatan.

Selanjutnya matahari akan kembali bergerak ke ekuator atau garis tengah antara bumi bagian selatan dan utara yang puncaknya pada 21 Maret 2023. Lalu pada 21 Juni 2023 merupakan puncak gerak semu matahari di belahan bumi sisi utara.

"Nah ini nanti muter terus, sampai pergerakannya kembali lagi ke belahan bumi sisi selatan," ujar Nur Hadi.

Suhu Tertinggi Capai 33 Derajat Celsius

Nur Hadi menjelaskan efek dari fenomena gerak semu matahari yang sekarang berada di belahan bumi selatan memicu peningkatan suhu di DIY. Suhu tertinggi berdasarkan hasil pemantauan pihaknya terjadi di Kota Jogja.

Dalam beberapa hari terakhir, suhu di Kota Jogja menembus 33 derajat celsius dari sebelumnya hanya berkisar 30-32 derajat celsius. Suhu ini lebih tinggi dibandingkan wilayah lain seperti Kulon Progo maupun Sleman yang berkisar 29-31 derajat celsius.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

"Kalau di sekitar Bandara (Yogyakarta International Airport) karena mungkin letaknya di pinggir pantai suhunya dalam beberapa hari terakhir ini sekitar 29 derajat celsius, kemudian di Gamping, Sleman, itu kisaran 31 derajat celsius. Nah kalau di Jogja memang ada peningkatan dari sebelumnya 30-32 kini jadi 33 derajat celsius," beber Nur Hadi.

Menurut Nur Hadi, tingginya suhu di Jogja dibandingkan wilayah lain di DIY disebabkan karena dua faktor. Pertama faktor cuaca Jogja yang cenderung cerah berawan setiap harinya. Kedua karena padatnya permukiman penduduk.

"Kalau di Kota Jogja, karena mungkin banyak pemukiman jadi waktu cuacanya cerah ada peningkatan suhu," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads