.webp)
Pasar Rakyat Tugu Jogja Expo di Jalan Margo Utomo ditutup paksa petugas gabungan. Penutupan ini lantaran Tugu Jogja Expo yang digelar di lahan yang berada di Jalan Mangkubumi itu tidak mengantongi rekomendasi dari Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY maupun Kota Jogja karena lokasinya berada di kawasan sumbu filosofi.
Sebagai informasi, dilansir dari laman resmi Pemda DIY, Sultan Hamengku Buwono I menata Jogja membentang arah utara-selatan dengan membangun Keraton sebagai titik pusatnya, Tugu Pal Putih di sisi utara Keraton, dan Panggung Krapyak di sisi selatannya. Dari ketiga titik tersebut apabila ditarik suatu garis lurus akan membentuk sumbu imajiner yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Jogja.
Sebelum dijadikan lokasi Tugu Jogja Expo, ketua penyelenggara Widihasto menjelaskan tempat itu terbengkalai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum kami pakai tempat ini juga tidak estetis, tengah kota (namun) kumuh, kotor, penuh dengan (pedagang) kaki lima (di depan). Itu kan sebenarnya cacat preseden sumbu filosofis kan, sumbu filosofis kan harusnya tertata, rapi, aman," kata Hasto saat ditemui detikJateng di lokasi, Jumat (16/12/2022).
"Kita untuk pembersihan tempat ini habis Rp 60 juta, tempat ini dulu hutan belantara," tambahnya.
Diceritakan Hasto, ia menyewa tempat tersebut dari sebuah PT di Jakarta untuk mengadakan event Tugu Jogja Expo. Lahan 1,1 hektare tersebut ia sewa selama satu tahun.
"1,1 hektare, saya menyewa lahan ini secara resmi, menyewa, saya bayar sewa, artinya kan lahan kami. Kami sewa ke PT Paramount, pemilik tempat ini PT Paramount Jakarta," jelasnya.
Lebih lanjut, karena event Tugu Jogja Expo ditutup per hari ini, Hasto akan memikirkan pemanfaatan lahan tersebut ke depannya mengingat ia masih punya hak sewa tempat itu.
"Kami sudah sepakat bahwa ini kan yang dilarang Tugu Jogja Expo, maka Tugu Jogja Expo kita akhiri, sebagaimana yang dijelaskan Pak Pol PP, karena tempat ini hak kami sampai tahun depan, ya kita akan cari kemungkinan-kemungkinan lain," ujarnya.
(rih/ahr)
