Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, bakal segera menikah dengan Erina Sofia Gudono. Pernikahan Kaesang dan Erina kabarnya akan digelar di Pendopo Royal Ambarrukmo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (10/12/2022) pukul 13.00 WIB.
Royal Ambarrukmo merupakan bangunan warisan bekas Kediaman Istana Kerajaan dan saksi era hari kemerdekaan Indonesia. Bangunan ini menampilkan karya arsitektur Jawa autentik dari abad ke-18.
Terdapat 7 area di dalam kompleks Royal Ambarrukmo atau Kedhaton Ambarrukmo, yaitu Pendopo Agung, Ndalem Ageng, Bale Kambang, Gandhok, Pacaosan, dan Alun-alun.
Berikut serba-serbi mengenai Royal Ambarrukmo yang bakal jadi lokasi pernikahan Kaesang-Erina.
Pendopo Agung Ambarrukmo
Dikutip dari situs resmi Royal Ambarrukmo, Kedhaton Ambarrukmo dibangun berdasarkan tradisi Jawa yang kuat. Tiap bagian dari keseluruhan kompleks di wilayahnya memiliki fungsi yang berbeda dan terdapat makna filosofis tertentu serta doa-doa yang mewakili nilai-nilai agama, kepercayaan, dan norma budaya Jawa.
Pendopo Agung merupakan bangunan semi outdoor tanpa dinding yang melambangkan keterbukaan raja kepada seluruh rakyatnya. Lantai yang dibuat lebih tinggi dari halaman mencerminkan penghargaan kepada semua tamu dan keakraban dengan harmoni.
Pendopo Agung dibangun sejak 1857 oleh Sultan Hamengku Buwono VI. Pendopo Agung tidak mengalami perubahan bentuk melainkan lebarnya. Bentuk dasarnya adalah 'Joglo Sinom' dengan ukuran 32 x 32,4 meter, mengarah ke selatan.
Atap Pendopo Agung ditopang 36 pilar dari tiga jenis, yaitu 4 Saka Guru (pilar utama), 12 Saka Penanggap (pilar sub utama) dan 20 Saka Penitih (pilar luar dan pendukung).
Semua pilar dihiasi dengan ukiran seperti Wajikan, Saton, Tlacapan, Mirong dan Praba yang masing-masing diletakkan di atas umpak atau batu yang diukir dengan kaligrafi Arab.
Bale Kambang
Pada bagian paling utara kompleks Kedhaton Ambarrukmo terdapat sebuah bangunan kecil berlantai dua yang diberi nama Bale Kambang.
Bale Kambang berupa 'tajug' berbentuk segi delapan yang berdiri kokoh di tengah kolam. Arsitektur ini terinspirasi dari istana air Taman Sari. Sebelumnya, lantai atas Bale Kambang digunakan untuk meditasi raja. Adapun kolamnya untuk bersantai bagi istri, putri, dan anggota keluarga lainnya.
Atap Bale Kambang berbentuk kerucut segi delapan dengan mahkota di atasnya. Arsitektur bangunan ini bergaya perpaduan antara gaya kolonial Belanda dan filosofi arsitektur asli Jawa. Hal itu sebagai bentuk penghormatan kepada pemerintah Belanda dengan tetap memegang martabat Kerajaan Jawa.
Mengenai Gadri dan Ndalem Ageng ada di halaman selanjutnya.
(dil/rih)