Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berharap sekolah-kampus di DIY yang memiliki anak didik asal Cianjur memberikan keringanan soal biaya pendidikan sementara waktu. Terutama bagi pelajar-mahasiswa yang keluarganya menjadi korban gempa Cianjur.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan pihaknya akan berkomunikasi dengan satuan pendidikan yang memiliki anak didik asal Cianjur. Ia berharap pelajar-mahasiswa bisa mendapat keringanan terkait biaya pendidikan.
"Kalau biaya sekolah ya tentu kita komunikasikan dengan perguruan tinggi yang bersangkutan. Apakah relaksasi (ditunda), apakah pengurangan. Tapi kan tentu perguruan tinggi melakukan pendataan sendiri," kata Aji saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (24/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira bagi perguruan tinggi yang ada (mahasiswa asal Cianjur) atau dia sekolah, ya ini bisa jadi bahan pertimbangan untuk diberikan keringanan," lanjutnya.
Selain itu, pihaknya juga telah meminta Dinas Sosial (Dinsos) DIY untuk memetakan bantuan apa saja yang diperlukan pelajar-mahasiswa asal Cianjur di Jogja.
"Nah ini salah satunya misalnya mahasiswa yang tinggal di sini. Apakah kita bantu dengan makanan, atau kita bantu dengan apa, nanti Dinsos biar membuat perencanaan seperti apa," ujarnya.
"Terutama yang paling pokok kan tempat tinggal dan makanan ya," tambahnya.
Di samping itu, Pemda DIY melalui Dinsos juga mengirimkan bantuan berupa logistik dan tenaga relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) ke Cianjur yang berangkat pada Rabu (23/11).
"Jadi kemarin kita ngirim 32 orang dari Tagana sekalian membawa uba rampe (logistik) ya, terutama dalam rangka memberikan support makanan," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Aliansi Mahasiswa Nusantara (AMN) bersama Ikatan Pelajar dan Mahasiswa (IKPM) Jawa Barat serta Perhimpunan Mahasiswa Cianjur Sugih Mukti (Pancaniti) menggelar doa bersama untuk korban gempa bumi Cianjur. Doa bersama dilaksanakan di Titik Nol Kilometer Jogja, Rabu (23/11) malam.
Baca juga: Gempa M 3,8 Goyang Perairan Bantul |
Berharap Ada Bantuan untuk Biaya Hidup di Jogja
Salah satu anggota Pancaniti yang berkuliah di Jogja, Azhar Jauhhari, menyinggung soal nasib mahasiswa anggota Pancaniti lain yang berkuliah di Jogja. Keberlangsungan hidup dan pendidikan mereka di rantau, menurut Azhar juga perlu diperhatikan.
"Dari data yang sudah kita dapat ada 118 orang itu yang sudah kejaring, sisanya lebih dari 200 (orang)," ungkapnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Azhar meminta bantuan kepada pemerintah dan warga masyarakat untuk juga membantu mahasiswa asal Cianjur di Jogja. Ia pun juga sudah menghitung dana yang diperlukan untuk menyambung hidup anggota Pancaniti.
"Kita coba menarik pemerintah untuk menyorot banyak anak-anak yang kuliah di Jogja asal Cianjur. Mereka tidak punya biaya hidup, mereka tidak punya uang sebulan ke depan. Mereka mau minta uang juga kondisi orang tua mereka sedang tidak memungkinkan. Kepada elemen masyarakat, kepada pemerintah, kepada pengusaha yang ada di Jogja untuk membantu saudara-saudara kita (dari Cianjur) yang kuliah di sini," ujarnya.
"Dana yang kita butuhkan dari hasil survei kemarin itu, kita membutuhkan Rp 225 juta untuk biaya (hidup) satu bulan. Satu orang itu butuh Rp 1,5 Juta, minimal itu Rp 1 juta per bulan, normalnya segitu untuk biaya hidup di Jogja," imbuhnya.