Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gunungkidul meminta semua sekolah memantau kelaikan bangunannya. Disdik menerjunkan tim untuk memastikan kelaikan bangunan sekolah yang ada di Gunungkidul.
"Kami sudah membuat imbauan kepada seluruh kepala sekolah agar memantau fasilitas belajar mengajar. Semua itu agar kejadian di SD Muhammadiyah Bogor tidak terjadi lagi," kata Kepala Disdik Gunungkidul Nunuk Setyowati saat dihubungi wartawan, Kamis (10/11/2022).
Selain itu, para kelapa bidang (kabid) di Disdik bakal diterjunkan langsung ke sekolah-sekolah mulai tingkat PAUD-SMP. Kabid bersama pengawas akan memastikan kondisi bangunan sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang ada di lapangan adalah pengawas, nanti Kabid-kabid turun dibantu oleh pengawas yang ada. Seperti melihat ruang-ruang (kelas)," ujarnya.
Disebutnya, selama ini masih ada sekolah yang kurang pas dalam mengisi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dengan tujuan agar akreditasinya memenuhi. Padahal, saat pengecekan, kondisi sekolah tidak sesuai dengan Dapodik.
"Nah, data rusak dan tidak (sekolah di Gunungkidul) tergantung Dapodik, sekarang sekolah kalau mengisi Dapodik yang benar. Karena ada lho yang Dapodik mengatakan rusaknya ringan karena untuk akreditasi dan lain sebagainya tapi kenyataannya rusak," ungkapnya.
Terkait dugaan ketidaksesuaian spesifikasi pada konstruksi atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, yang ambruk pada Selasa (8/11), Nunuk belum bisa mengungkapkan secara detail. Pasalnya SD tersebut SD swasta dan swakelola.
"Untuk audit menyeluruh memang perlu, karena ini swakelola jadi dari Komite kan, sehingga kami tidak bisa ikut intervensi di dalamnya. Tapi paling tidak kalau membangun sesuatu khususnya sekolah mbok sesuai dengan spesifikasi, seperti ada contoh pemasangan dulu sebelum dipasang beneran," katanya.
Sementara itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gunungkidul menyebut kemungkinan kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD Muhammadiyah Bogor, Playen akan kembali dimulai pekan depan. Namun, jika masih ada siswa yang memerlukan trauma healing, jadwal tersebut bisa berubah.
Penjelasan Ketua PDM Gunungkidul selengkapnya di halaman selanjutnya...
Ketua PDM Gunungkidul Sadmonodadi mengatakan hingga akhir pekan ini belum ada ada KBM di SD Muhammadiyah Bogor.
"Hari ini sama besok anak-anak ada tugas di rumah. Jadi ada lomba membuat twibbonize terkait dengan Hari Pahlawan," kata Sadmonodadi saat dihubungi detikJateng, Kamis (10/11).
Menurut Sadmonodadi, kemungkinan besar KBM di SD Muhammadiyah Bogor bakal berlangsung mulai pekan depan.
"Hari Senin (14/11) kegiatan trauma healing siswa di balai Kalurahan Playen. Jika dirasa tidak bermasalah lagi, Selasa (15/11) mulai KBM," ucapnya.
Rencananya, KBM tidak dilaksanakan secara penuh di SD Muhammadiyah Bogor, Playen. Sebab, masih ada bangunan sekolah yang memerlukan perbaikan.
"Sebagian siswa nantinya belajar menggunakan fasilitas kelas di Ponpes Ar-Ruhamaa' Playen, sekitar 3 kilometer dari sekolah (SD Muhammadiyah Bogor). Nah, sebagian lagi (KBM) di sekolah," ujarnya.
Kepala Disdik Gunungkidul Nunuk Setyowati mengatakan yang terpenting saat ini ialah trauma healing bagi para siswa. Disdik dan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Gunungkidul akan memberikan layanan trauma healing itu.
"Tetap yang pertama itu trauma healing dulu. Tapi kalau ada anak yang sudah siap untuk kembali belajar, maka bisa diberikan layanan," ucap Nunuk.
Diberitakan sebelumnya, atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, ambruk dan mengakibatkan satu siswa meninggal dunia saat dalam perawatan di rumah sakit, Selasa (8/11).
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY Achmad Muhammad menyebut pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan terutama terkait konstruksi bangunan.