Menyapa Gayuh Satrio, Pecatur Low Vision Sarat Prestasi Asal Jogja

Menyapa Gayuh Satrio, Pecatur Low Vision Sarat Prestasi Asal Jogja

Adji G Rinepta - detikJateng
Selasa, 08 Nov 2022 19:50 WIB
Gayuh Satrio pecatur low vision asal Jogja, Selasa (8/11/2022).
Gayuh Satrio pecatur low vision asal Jogja, Selasa (8/11/2022). (Foto: Adji Ganda Rinepta/detikJateng)
Yogyakarta -

Memiliki gangguan penglihatan low vision tak menghalangi Gayuh Satrio untuk menorehkan prestasi. Lewat olahraga catur, pria berusia 26 tahun ini berhasil menorehkan sejumlah prestasi di tingkat nasional bahkan internasional.

Terakhir, Gayuh berhasil menyabet dua emas dan tiga perak di ajang ASEAN Para Games XI Solo 2022 dalam beberapa kelas yang dipertandingkan. Selain itu, Gayuh pernah juga menyabet emas pada ajang ASEAN Para Games 2017 di Kuala Lumpur dan Asian Para Games 2018 di Jakarta.

Punya sederet prestasi, Gayuh mengaku tidak mudah untuk mengalahkan lawan-lawan dari berbagai negara itu. "Semua bagus-bagus mainnya. Persiapannya kemarin ada latihan dari Pelatnas. Kalau di rumah memang ada pelatih pribadi," ujar Gayuh ditemui di sela Pemberian Penghargaan Anugerah Prestasi Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di GOR Amongrogo, Jogja, Selasa (8/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gayuh memang memiliki ketertarikan pada catur sejak ia TK. Kegemarannya itu, tidak lepas dari ayahnya, Hari Wahyudi yang juga memiliki hobi bermain catur.

Meski harus ada penerangan yang memadai untuk bisa memudahkannya bermain catur, namun berkat ketekunannya Gayuh bisa mengharumkan nama DIY dan Indonesia.

ADVERTISEMENT

Mengenai Low Vision yang Diidap Gayuh

Dikutip laman resmi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, low vision adalah daya tajam penglihatan yang sangat rendah, lebih rendah dari 1/300 daya tajam penglihatan normal.

Pada kondisi tersebut terjadi kerusakan pada fungsi penglihatan, dengan tajam penglihatan kurang dari 6/18 atau luas lapangan pandang kurang dari 10 derajat dari titik fiksasi, namun masih potensial melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.

Ibunda Gayuh, Herni Miji Astuti menceritakan lika-liku karir Gayuh di dunia catur melewati berbagai sandungan. "Belum tahu ada NPC (National Paralympic Committee). Awalnya dari Bu Mardiyanti itu, sudah melirik Gayuh sejak duduk di SMP. Awalnya mau menyampaikan takut tersinggung nggak enak, bisa nggak ikut yang difabel. Waktu itu belum, baru kelas 3 SMA baru tersampaikan saat Peparnas di Jawa Barat 2016," ujar Herni.

Dari kerja keras dan torehan berbagai prestasi di ajang internasional, Gayuh telah diangkat menjadi PNS di Kementerian Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Gayuh juga mendapat apresiasi dari Pemda DIY sebesar Rp 300 juta pada acara Anugerah Prestasi.

Gayuh adalah satu dari atlet yang menerima penghargaan pada acara Anugerah Prestasi 2022. Sebanyak 323 penerima lain yang terdiri dari 288 penerima di bidang pendidikan, pemuda, dan olahraga dan 41 atlet, pelatih, wasit/juri Southeast Asian (SEA) dan Asean Paralympic Games (APG) tahun 2022.

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X pada sambutannya mengatakan Pemda DIY memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas perjuangan yang diraih pada tingkat nasional dan internasional.

"Sudah selayaknya kami memberi apresiasi secara konkret. Ini sebagai simbol, niat baik ketulusan kami agar semua meraih impian dan cita-cita tertinggi yang diidamkan. Penghargaan ini wujud dukungan, tambahan motivasi untuk berkarya dan berjuang dibidang yang telah dipilih. Wujud terima kasih atas pikiran, kerja keras, keringat saudara," ucapnya.




(aku/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads