21 Lurah di Bantul Dilantik, Ada yang Dijemput Bajingan Naik Gerobak Sapi

21 Lurah di Bantul Dilantik, Ada yang Dijemput Bajingan Naik Gerobak Sapi

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Sabtu, 05 Nov 2022 15:22 WIB
Rombongan bajingan naik gerobak sapi saat menjemput salah satu Lurah usai pelantikan di Kompleks Parasamya Pemkab Bantul, Sabtu (5/11/2022).
Rombongan 'bajingan' naik gerobak sapi saat menjemput salah satu Lurah usai pelantikan di Kompleks Parasamya Pemkab Bantul, Sabtu (5/11/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul melantik 21 Lurah periode 2022-2028. Ada momen unik, salah satu Lurah dijemput belasan 'bajingan' naik gerobak sapi.

Lurah tersebut adalah Lurah Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Pardiyono. Pantauan detikJateng, tampak iring-iringan belasan gerobak sapi menuju kantor Bupati Bantul. Sesampainya di kantor tersebut, rombongan itu menjemput Lurah Gilangharjo.

Ketua Paguyuban Gerobak Sapi Guyup Rukun Kabupaten Bantul Isdiana mengatakan paguyubannya sengaja menjemput Lurah Gilangharjo karena selama ini sudah memberi tempat untuk berkumpul setiap Minggu Pon. Di mana lokasi berkumpulnya para bajingan atau pengemudi gerobak sapi itu berlokasi di salah satu lapangan di Gilangharjo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena paguyuban gerobak sapi Bantul salah satu paguyuban satu kabupaten tiap Minggu Pon itu melakukan pertemuan rutin di lapangan Jodog, Gilangharjo, Pandak dan dapat izin dari Pak Lurah," kata Isdiana saat ditemui di Kompleks Parasamya Pemkab Kabupaten Bantul, Sabtu (5/11/2022).

"Nah, Pak Lurah kebetulan mencalonkan lagi dan alhamdulillah menang. Karena itu hari ini kita satu Paguyuban Gerobak Sapi Guyub Rukun Bantul menjemput Pak Lurah usai pelantikan," lanjut Isdiana.

ADVERTISEMENT
Rombongan 'bajingan' naik gerobak sapi saat menjemput salah satu Lurah usai pelantikan di Kompleks Parasamya Pemkab Bantul, Sabtu (5/11/2022).Rombongan 'bajingan' naik gerobak sapi saat menjemput salah satu Lurah usai pelantikan di Kompleks Parasamya Pemkab Bantul, Sabtu (5/11/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Lanjutnya, jumlah bajingan yang melakukan penjemputan ada belasan. Menurut Isdiana, sebutan bajingan memiliki makna khusus yang mengandung nilai religi.

"Ada 15 gerobag sapi yang menjemput. Jadi zaman dulu sopir gerobag namanya bajingan, nah bajingan itu sebetulnya saya sudah ditemukan sama Ngarso Dalem (Sultan Jogja) ternyata ada artinya, yaitu bagus ing jiwo angen-angen ing pangeran. Jadi hatinya selalu ingat pada yang kuasa (Tuhan)," ucapnya.

Pasalnya dahulu para bajingan merupakan orang-orang yang religius. Hal itu tampak dari pakaian para bajingan saat bekerja.

"Makanya sopir gerobak dulu tidak ada yang pakai celana panjang, pasti kalungan sarung. Nah sarung itu saat waktu salat gerobaknya diparkir dan bajingannya salat di masjid pakai sarung itu," ujarnya.

Lurah Gilangharjo Pardiyono mengaku kaget dijemput oleh belasan bajingan usai pelantikan. Pasalnya Pardiyono mengaku hal tersebut bukan inisiatifnya.

"Ya terkesan, ya kaget juga ini. Yang jelas saya hargai inisiatif dari bajingan-bajingan ini, karena bajingan itu kan bagus ing jiwo angen-angen ing pangeran," kata Pardiyono.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Pardiyono mengaku ke depannya bakal mengembangkan Gilangharjo sebagai desa wisata dan melibatkan para bajingan serta gerobak sapi sebagai kendaraan wisata.

"Mayoritas para bajingan saat Minggu Pon berkumpul di lapangan Jodog untuk membawa pariwisata berkeliling di destinasi wisata di Gilangharjo. Dengan adanya bajingan-bajingan berkumpul ini bisa mengangkat pariwisata gerobak sapi untuk bertamasya di Gilangharjo," katanya.

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih berharap besar pada 21 Lurah terlantik hari ini. Di mana mereka diminta mampu melakukan reformasi Kalurahan sehingga kita bisa mempercepat capaian pembangunan.

Hal itu selaras dengan reformasi Kalurahan yang menjadi amanat Gubernur DIY dalam visi misi terbarunya. Artinya, Pemda DIY berkeinginan bahwa Kalurahan menjadi basis pertumbuhan, gerakan sehingga harus ada reformasi Kalurahan.

"Bantul itu posisi penting di DIY karena menjadi etalase. Sehingga Kalurahan harus berbenah. Karenanya Lurah terpilih akan mengikuti beberapa diklat yang akan kita selenggarakan," kata Halim.

"Intinya jadi Lurah di Bantul harus mengikuti dua hal, satu Undang-Undang tentang Desa dan Undang-Undang tentang Keistimewaan. Di mana Lurah itu nanti akan menjadi pemangku Keistimewaan jadi ada tugas tambahan di mana kebudayaan jadi latar belakang dan dasar bagi pembangunan berikutnya," imbuh Halim.



Hide Ads