Hadiri Apel Ansor di Jogja, Yaqut Singgung Kesejahteraan TNI, Polri dan Banser

Hadiri Apel Ansor di Jogja, Yaqut Singgung Kesejahteraan TNI, Polri dan Banser

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Minggu, 23 Okt 2022 19:57 WIB
Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri apel siaga Ansor dan Banser di Alun-alun Kidul Yogyakarta. Minggu (23/10/2022).
Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri apel siaga Ansor dan Banser di Alun-alun Kidul Yogyakarta. Minggu (23/10/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng.
Jogja -

Ribuan gerakan pemuda (GP) Ansor memadati Alun-alun kidul Jogja dalam rangka apel memperingati Maulid Nabi Muhammad. Dalam kesempatan itu, Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas hadir dan membandingkan kehidupan Banser dengan TNI-Polri.

"Bahwa tanpa ada kader-kader Ansor dan Banser belum tentu Indonesia ini seperti yang kita bayangkan saat sekarang," kata Yaqut membuka sambutannya usai apel Ansor dan Banser di Alun-alun Kidul, Jogja, Minggu (23/10/2022) sore.

Lanjutnya, Ansor dan Banser tidak pernah lepas dari setiap episode sejarah bangsa Indonesia. Menurutnya, Banser ikut dalam perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan. Bahkan, Yaqut menyebut Banser lahir lebih dulu dari TNI dan Polri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"TNI dan Polri lahir 1945, kita ini lahir tahun 1934. Jadi kurang lebih 11 tahun lebih tua dibanding TNI-Polri," ucapnya.

Lebih lanjut, pria yang juga Menteri Agama (Menag) ini mengatakan, bahwa sebagai saudara tua tentu Banser harus banyak mengalah. Seperti halnya dalam hal kesejahteraan.

ADVERTISEMENT

"Sebagai saudara tua tentu kita harus lebih banyak mengalah. Kalau saudara-saudara muda kita anggota TNI Polri gajian, Banser tidak pernah gajian," ujarnya.

"Tapi percayalah meskipun tidak gajian, kecintaan kepada NKRI tidak pernah luntur sejengkal pun. Kalau saudara-saudara kita mendapatkan baju seragam dari anggaran negara, tapi kader-kader Banser dan Ansor pakai seragam yang gagah-gagah ini dapat dari utang sendiri-sendiri," lanjut Yaqut.

Pria berkacamata ini juga mengungkapkan candaan seragam untuk rekan-rekan Banser yang hadir. Akan tetapi, di sela-sela candaan itu Yaqut menyematkan kembali istilah saudara muda dan saudara tua yang tak lain Banser dan TNI-Polri.

"Saya yakin bapak ibu sekalian, seragam Banser yang ada di depan yang gagah-gagah ini, yang warnanya mulai pudar pun inshaallah belum lunas cicilannya," katanya.

"Begitu pula sebaliknya, jika saudara mudanya melihat saudaranya tua kesulitan seperti ini kok diam saja, kata Rhoma Irama, terlalu," imbuh Yaqut.

Terlepas dari hal tersebut, Yaqut menyebut rasa cinta Ansor Banser terhadap NKRI tidak pernah luntur. Menurutnya, Ansor Banser tidak pernah gentar sedikit pun, tidak pernah mundur sejengkal pun jika ada tantangan yang mengancam negara Indonesia.

Yaqut juga menceritakan, bahwa sebelum kemerdekaan Ansor Banser ikut berjuang dan bersama-sama menegakkan kemerdekaan Indonesia. Bahkan, ketika PKI mencoba merebut atau mengkudeta kedaulatan Indonesia tahun 1948 Ansor Banser ikut terlibat melawannya.

"Tahun 1965 ketika PKI kembali bangkit untuk melakukan perebutan kekuasaan NKRI yang banyak jadi korban PKI lagi-lagi ansor dan Banser. Zaman reformasi sama, zaman reformasi ketika orde baru menjelang keruntuhannya Ansor Banser ikut di garda paling depan," ujarnya.

"Saat ini jika pimpinan dari Ansor dan Banser mendapatkan amanat dari Presiden untuk menjadi salah satu pembantunya ya wajar-wajar saja," lanjut Yaqut disusul tepuk tangan meriah peserta apel.

Baca Minta Ansor Banser Bermanfaat bagi Masyarakat Meski Tak Digaji di halaman berikutnya...

Minta Ansor Banser Bermanfaat bagi Masyarakat Meski Tak Digaji

Dalam apel tersebut Yaqut juga menekankan kepada kader Ansor dan Banser yang menduduki jabatan agar tidak lupa diri. Dalam artian, kata Yaqut, adalah terus bermanfaat bagi masyarakat.

"Saya hanya ingin mengingatkan kepada kita semua, kepada diri saya sendiri, yang paling penting buat kita sekarang bukan pangkat, menteri itu tidak ada apa-apanya, bukan pangkat, jabatan yang penting," katanya.

"Yang paling penting bagi kita sebagai kader Ansor dan Banser adalah bagaimana kita mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat, itu yang paling penting. Kalau jadi Menteri tidak ada manfaatnya ya tidak usah jadi Menteri, tidak ada gunanya. Jadi anggota DPD tidak ada manfaatnya ya tidak usah jadi anggota DPD, jadi anggota DPR tidak ada manfaatnya tidak usah, lebih baik menjadi Banser yang tidak ada gajinya tapi bermanfaat bagi seluruh kehidupan masyarakat," imbuh Yaqut.

Selain itu, Yaqut meminta semua kader Ansor dan Banser tidak menolak perintah kiai. Pasalnya setiap perintah kiai mengandung manfaat.

"Setiap perintah kiai pasti ada manfaatnya dan Banser tidak boleh menolak apapun perintah kiai. Kedua jangan pernah melakukan sesuatu yang membuat kalian kualat. Kualat itu tidak taat pada perintah kiai, melawan, membiarkan mereka yang merongrong NKRI, itu namanya kualat, jadi pejabat korupsi itu kualat, jadi anggota DPD tidak pernah ngantor kualat, jadi anggota DPR tidak memperjuangkan kepentingan rakyat kualat, jadi Banser tidak melakukan apa-apa kualat," katanya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads