BMKG merilis prakiraan potensi cuaca ekstrem di wilayah Jogja atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tiga hari ke depan, 21-23 Oktober 2022. Berikut ini keterangan dari BMKG Jogja.
"Prospek cuaca ekstrem tiga hari di wilayah DI Yogyakarta, berlaku tanggal 21-23 Oktober 2022," kata Kepala Stasiun Meteorologi Jogja, Warjono, dalam keterangan tertulis, Kamis (20/10/2022).
Dijelaskan, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, anomali suhu muka laut terpantau positif wilayah Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa yakni +1.0Β°C s/d +3.0Β°C, Indeks ENSO di Nino 3,4 bernilai -0,67 yang menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, serta Indeks IOD bernilai -0.87 yang berarti suplai uap air dari wilayah Samudra Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat signifikan (mendukung pembentukan awan hujan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, didukung adanya wilayah tekanan udara rendah di laut Jawa yang menyebabkan terbentuknya wilayah konvergensi (daerah pertemuan angin) di sepanjang Pulau Jawa dan menyebabkan perlambatan massa udara.
"Sehingga memicu peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DI Yogyakarta. Profil vertikal kelembapan udara yang relatif cukup tinggi mencapai 90% dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk DI Yogyakarta," jelasnya.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, BMKG DIY memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode tanggal 21-23 Oktober 2022 dapat terjadi di wilayah DIY sebagai berikut:
21 Oktober 2022
- Seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
22 Oktober 2022
- Kota Jogja, Sleman, Bantul bagian utara, Gunungkidul bagian utara, dan Kulon Progo bagian utara.
23 Oktober 2022
- Seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
"BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," imbuhnya.
(rih/aku)