Ombudsman Republik Indonesia (ORI) DIY masih mengusut polemik pengadaan seragam sekolah hingga munculnya dugaan penyekapan dan intimidasi wali salah satu siswa di SMA N 1 Wates, Kulon Progo, DIY. Terbaru, ORI mempertemukan wali murid dengan pengurus paguyuban orang tua (POT) untuk mediasi.
"Tadi kami menyepakati agar para pihak, yaitu POT maupun wali murid, sepakat mengakhiri friksi selama ini tentang pengadaan seragam sekolah. Supaya POT benar-benar dapat dukungan orang tua siswa dan mewakili kepentingan dan memperjuangkan kepentingan wali murid," kata Kepala Keasistenan dan Pemeriksaan ORI DIY, Jaka Susila, saat ditemui usai mediasi tertutup di sebuah rumah makan di Wates, Selasa (18/10/2022).
Jaka mengatakan, pihak wali murid dan POT yang sebelumnya ditunjuk untuk mengelola pengadaan seragam di SMA N 1 Wates telah sepakat mengakhiri friksi.
"Mereka sama-sama punya kepentingan agar hak sebagai orang tua siswa terwakili, dan diharapkan proses belajar mengajar di sekolah berjalan baik serta tidak terpengaruh polemik ini lagi," jelasnya.
Soal perkembangan investigasi ORI, Jaka mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan informasi dari berbagai pihak. Setelah pekan lalu bertemu dengan Kepala SMA N 1 Wates dan PJ Bupati Kulon Progo, pekan ini ORI akan mendatangi kantor Satpol PP Kulon Progo.
"Minggu ini kita agendakan 3 hari sampai Jumat besok, kita akan minta keterangan lanjutan ke pihak Pol PP maupun yang terkait dalam forum pertemuan di Pol PP," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang wali murid SMAN 1 Wates, Kulon Progo, Agung Purnomo, melaporkan kasus dugaan penyekapan dan intimidasi yang dialaminya ke Polda DIY.
Agung yang juga Aparatur Sipil Negara (ASN) itu mengaku mendapatkan intimidasi dari oknum Satpol PP hingga Kepala SMAN 1 Wates karena mempertanyakan soal pengadaan seragam.
Perlakuan yang diduga intimidasi hingga penyekapan itu dialami Agung di Kantor Satpol PP Kulon Progo pada Kamis (29/9/2022). Agung melapor ke Polda DIY pada Sabtu (1/10/2022).
"Yang terlapor tiga, kemudian yang lainnya saya tidak tahu sejauh mana keterlibatannya, yang lain mengepung saya. Yang saya jadikan terlapor Kabid Trantibhum Satpol PP Kulon Progo, Kasatpol PP Kulon Progo, dan Kepsek (SMAN 1 Wates)," kata Agung saat jumpa pers di kantor LBH Jogja, Senin (3/10).
(dil/aku)