Uang BLT BBM di Cikakak Brebes 'Ditarik' Rp 100 Ribu untuk Sedekah Bumi

Uang BLT BBM di Cikakak Brebes 'Ditarik' Rp 100 Ribu untuk Sedekah Bumi

Imam Suripto - detikJateng
Sabtu, 17 Sep 2022 17:15 WIB
Kuitansi iuran sedekah bumi di Desa Cikakak, Brebes, Sabtu (17/9/2022).
Kuitansi iuran sedekah bumi di Desa Cikakak, Brebes, Sabtu (17/9/2022). Foto: Imam Suripto/detikJateng
Brebes -

Sebagian penerima bantuan langsung tunai (BLT) BBM dan sembako di Desa Cikakak, Banjarharjo, Kabupaten Brebes, mengeluhkan soal penarikan iuran Rp 100 ribu untuk acara sedekah bumi atau bumian tahun 2023.

Informasi yang dihimpun detikJateng, sepulang dari kantor pos usai mencairkan bantuan, penerima bantuan itu menyerahkan iuran Rp 100 ribu ke masing-masing ketua RT.

Salah seorang penerima bantuan itu adalah Wasti (70), janda yang kerjanya buruh serabutan. Wanita ini mendapat bantuan total Rp 500 ribu dengan rincian Rp 300 dari BLT BBM dan Rp 200 ribu untuk sembako. Uang itu dia ambil pada Kamis (15/9) lalu di kantor pos.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak Wasti, Cayem (46), mengatakan setelah menerima uang bantuan itu, dia mengantar uang Rp 100 ribu ke rumah Ketua RT, Maryam. Cayem pun mendapat kuitansi.

"Saat itu Ketua RT menyampaikan bahwa setelah sampai di rumah akan ada penarikan iuran untuk sedekah bumi (bumian) tahun depan. Setelah pulang, uang BLT sebesar Rp 100 ribu diantar ke rumah Ketua RT. Ini ada kuitansinya," kata Cayem saat ditemui di rumahnya di Desa Cikakak, Sabtu (17/9/2022).

ADVERTISEMENT

Cayem mengaku keberatan dengan penarikan iuran sedekah bumi itu. Sebab, acara sedekah bumi masih lama, yaitu Agustus 2023. Sedangkan uang bantuan itu sangat dibutuhkan ibunya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mengingat, sebagai lansia, ibu Cayem sudah jarang bekerja.

"Kalau bisa dibilang keberatan ya keberatan. Tapi karena katanya sudah jadi kesepakatan ya saya nurut saja. Uang Rp 100 ribu itu kan lumayan, karena ibu saya itu sudah jarang kerja, karena sudah lansia. Jarang dapat kerjaan bantu-bantu orang yang punya hajatan," terang Cayem.

Penerima BLT lainnya, Waris (38) juga menyerahkan iuran serupa. Namun ia mengaku tidak menerima kuitansi dari Ketua RT. Ia mengaku terpaksa iuran karena ada anjuran dari ketua RT bahwa iuran itu demi acara di desanya.

"Cuma diminta iuran saja, tidak ada kuitansi. Warga lain yang menerima BLT juga katanya dimintai iuran itu," ungkap Waris.

Penjelasan Ketua RT dan Sekdes Cikakak ada di halaman selanjutnya...

Dikonfirmasi terpisah, Ketua RT 10 RW I Desa Cikakak, Maryam, mengatakan penarikan iuran itu merupakan kesepakatan dari para Ketua RT di desanya. Nantinya uang iuran hasil penarikan itu akan digunakan untuk pelaksanaan sedekah bumi tahun depan.

"Nanti uangnya diambil oleh koordinator Ketua RT, dikumpulkan untuk bumian. Di RT saya ada 8 orang yang menerima BLT. Uang iurannya juga masih di saya Rp 800 ribu, belum disetorkan," kata Maryam.

Sementara itu, Sekretaris Desa Cikakak, Samingan menuturkan di desanya ada sekitar 509 orang yang menerima BLT BBM yang berbarengan dengan penyaluran BPNT. Terkait isu pemotongan, Sekdes Cikakak menegaskan itu bukan pemotongan tapi iuran.

"Jadi mumpung ada momen pencairan BLT, sekalian kita minta iuran untuk kegiatan sedekah bumi dan perayaan HUT RI tahun depan. Jadi tidak ada pemotongan," tandas Samian.

Samian mengatakan, inisiatif penarikan iuran itu datang dari tiap ketua RT di Desa Cikakak. Menurut dia, pihak desa tidak pernah menginstruksikan penarikan uang warga penerima BLT.

"Desa sama sekali tidak tahu menahu soal penarikan itu. Ide itu dari ketua-ketua RT. Lagi pula tidak semua penerima BLT ditarik iuran. Hanya yang bersedia saja dan tidak ada paksaan. Nanti orang yang ekonominya di atas atau orang yang mampu juga akan ditarik iuran untuk sedekah bumi. Dalam waktu dekat panitia sedekah bumi akan dibentuk," terangnya.



Simak Video "Rasakan Sensasi Wahana Ayunan yang Memacu Adrenalin di Kalibaya Park, Brebes"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads