Murid SDN Tepus Gunungkidul yang Tergusur JJLS Akhirnya Mau Digabung

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Senin, 12 Sep 2022 18:23 WIB
Suasana penjemputan murid SD yang di-regrouping di Gunungkidul, Senin (12/9/2022). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Gunungkidul -

Orangtua murid SDN Tepus II sempat menolak di-regrouping ke SDN Sumberwungu II karena faktor jarak rumah dan sekolah yang jauh. Namun saat ini mereka telah memindahkan anak-anaknya setelah Dinas Pendidikan (Disdik) memfasilitasi antar jemput sekolah.

Kepala Disdik Gunungkidul Nunuk Setyowati menjelaskan sejak beberapa hari lalu pihaknya menyediakan fasilitas antar jemput bagi murid SDN Tepus II yang terkena regrouping karena tergusur proyek jalur jalan lintas selatan (JJLS). Nunuk berdalih penjemputan itu untuk memudahkan transportasi murid ke SDN Sumberwungu II.

"Kita memang sengaja menyediakan fasilitas antar jemput, pertama karena muridnya banyak dan kedua untuk memudahkan pengawasan terhadap anak-anak juga," katanya kepada wartawan di Kabupaten Gunungkidul, Senin (12/9/2022).

Menurutnya, jumlah murid yang memanfaatkan fasilitas Disdik Gunungkidul ada 21 orang. Semuanya dijemput setiap pagi dan diantarkan pulang setelah selesai jam belajar di sekolah.

Kepala SDN Sumberwungu II Kamto melanjutkan, bahwa murid pindahan dari SD N Tepus II sudah mulai belajar di SDN Sumberwungu II sejak tanggal 2 September. Selanjutnya, puluhan murid itu mendapatkan fasilitas antar jemput dari Disdik Gunungkidul.

"Jadi 21 siswa ini diantar jemput menggunakan mobil kijang pelat merah. Titik kumpul penjemputan di Pedukuhan Blekonang yang memiliki jarak sekitar 2,5 dari SD N Sumberwungu II," ujarnya.

Semua itu, kata Kamto, agar murid-murid pindahan dari SD N Tepus II nyaman bersekolah di SD Sumberwungu II. Selain itu, fasilitas antar jemput ini menjawab adanya keberatan regrouping dari orangtua murid beberapa waktu lalu.

"Semoga murid-murid betah di sini (SD N Sumberwungu II), apalagi kan sudah ada mobil antar jemput," ujarnya.

Terlepas dari hal tersebut, Kamto menceritakan bahwa pihaknya sulit mengakses sinyal internet dari provider. Pasalnya SD tersebut berada di tengah perbukitan karst (kapur).

"Ya kalau di sini hanya sinyal itu (kendalanya). Kalau untuk fasilitas lainnya masih aman," ucapnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya..




(aku/sip)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork