Skema Masuk PTN Diubah, Ini Tanggapan Rektor UGM

Skema Masuk PTN Diubah, Ini Tanggapan Rektor UGM

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Jumat, 09 Sep 2022 19:56 WIB
Rektor UGM Ova Emilia.
Rektor UGM Ova Emilia. Foto: Dok. UGM
Sleman -

Kemendikbud Ristek mengubah beberapa skema jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Terkait hal tersebut, Rektor UGM Prof Ova Emilia angkat bicara.

Salah satu jalur tes yakni SBMPTN yang dilaksanakan dengan mengujikan banyak materi dari mata pelajaran yang memicu peserta didik lebih sulit untuk lolos di jalur ini.

Kini, Mendikbud Ristek mengganti skema tersebut dengan meniadakan tes mata pelajaran dan menggantikannya dengan tes skolastik.

"Saya malah justru bagus banget bahwa dia nanti akan banyak pertanyaannya, adalah pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya kognitif kalau misalnya dia tesnya begitu. Kan tesnya banyak kognitif. Jadi pertanyaan logika, pertanyaan yang orang itu harus berpikir," kata Ova saat dihubungi wartawan, Jumat (9/9/2022).

Ova menilai perubahan sistem ini agar sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Pada tingkat perguruan tinggi justru penalaran yang lebih diutamakan.



"Jadi bukan hanya menghafalkan rumus," imbuhnya.

Selain itu, tes mata pelajaran untuk seleksi PTN juga dihapus. Ova melihat kebijakan ini agar tidak ada lagi pengotak-otakan antara IPA dan IPS.

"Kalau dilihat dari kebijakannya mas Menteri itu dia melihat pendidikan dasar, menengah itu jangan terkotak-kotak," ungkapnya.

Perubahan lainnya yakni terkait seleksi mandiri. Kali ini, seleksi mandiri dilakukan dengan lebih transparan dengan mewajibkan PTN untuk melakukan beberapa hal sebelum dan setelah pelaksanaan seleksi.

Ova pun belum bisa memastikan bagaimana mekanisme penerimaan mahasiswa baru di jalur seleksi mandiri.

"Kemungkinan ada skolastik tapi juga kita belum diskusi tentang itu. Jadi ini sedang dibicarakan," ungkapnya.

Di sisi lain, penggantian mekanisme seleksi ini menurut Ova juga akan menjadi tantangan tersendiri untuk penyusunan kurikulum pendidikan.

"Jadi ini tinggal sekarang menyikapinya bagaimana caranya kita di perguruan tinggi untuk meramu kurikulumnya," pungkasnya.




(ahr/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads