Bill Gates membagikan cerita soal 'nyamuk sakti' dengan bakteri Wolbachia yang mencegah penyebaran demam berdarah di Jogja. Lalu bagaimana perkembangan program Wolbachia dari World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM ini?
Project leader WMP Yogyakarta Prof Adi Utarini mengatakan penelitian Aplikasi Wolbachia dalam Eliminasi Dengue (AWED) yang berlangsung selama 2017-2020 telah selesai.
"Penelitian tentang Wolbachia dalam eliminasi dengue, dilakukan sejak 2011-2020 dan saat ini tahapan penelitian efikasi sudah selesai," kata Prof Adi dalam keterangannya, Sabtu (27/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini teknologi Wolbachia telah diimplementasikan menjadi program pelengkap pengendalian DBD oleh pemerintah daerah Sleman dan Bantul.
"Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman, tajuk program implementasinya bernama Si Wolly Nyaman (Si Wolbachia Nyamuk Aman Cegah DBD di Sleman) pada tahun 2021, dan bersama Pemerintah Kabupaten Bantul dalam program WoW Mantul (Wolbachia wis Masuk Bantul) sejak Oktober 2021 hingga sekarang," jelasnya.
Dijelaskannya, program Si Wolly Nyaman dan WoW Mbantul itu diimplementasikan oleh Dinas Kesehatan bersama Puskesmas sebagai pemangku program. Dengan melibatkan peran kapanewon, kalurahan, hingga padukuhan area implementasi teknologi Wolbachia sebagai pemangku wilayahnya.
Lebih lanjut, WMP Yogyakarta telah selesai menerapkan teknologi Wolbachia di seluruh wilayah Kota Jogja pada 2020. Selanjutnya, WMP Yogyakarta bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengimplementasikan teknologi Wolbachia di wilayah dengan kasus DBD yang tinggi di Kabupaten Sleman pada 2021 dan Bantul pada 2022.
Dari uji efikasi Wolbachia atau penelitian AWED pada 2017-2020 di Kota Yogyakarta, menunjukkan bahwa teknologi Wolbachia efektif menurunkan 77 persen kasus Dengue dan menurunkan 86 persen kasus Dengue yang dirawat di rumah sakit.
"Ke depannya, kami berharap teknologi Wolbachia dapat diperluas implementasinya ke daerah di luar DIY, sebagai program pelengkap pengendalian DBD," ungkapnya.
Yayasan Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) mendanai World Mosquito Program Global yang beroperasi di 11 negara yaitu di Brazil, Kolumbia, Laos, Meksiko, Sri Lanka, Vietnam, Australia, Fiji, Kiribati, New Caledonia, Vanuatu, dan Indonesia. Namun, khusus untuk penelitian yang dilakukan oleh WMP Yogyakarta ini didanai sepenuhnya oleh Yayasan Tahija.
Sebagai informasi, pada tahun 2014 Bill Gates berkunjung ke Dusun Kronggahan di Kabupaten Sleman, Jogja. Pada saat itu penelitian sedang di fase kedua, dimana dilakukan pelepasan skala terbatas nyamuk ber-Wolbachia. Pelepasan terbatas ini bertujuan untuk melihat apakah nyamuk Aedes aegypti dengan Wolbachia dapat berkembang biak dengan baik di lingkungan alami.
(aku/dil)