Kisah 'Peternakan Nyamuk' di Jogja yang Curi Perhatian Bill Gates

Round-Up

Kisah 'Peternakan Nyamuk' di Jogja yang Curi Perhatian Bill Gates

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 24 Agu 2022 07:13 WIB
Mosquito sucking blood on a human hand
Ilustrasi nyamuk. Foto: thinkstock
Solo -

Pendiri Microsoft Bill Gates menyebut nyamuk sebagai binatang paling berbahaya di dunia. Sebab, nyamuk banyak membunuh manusia dengan berbagai macam penyakit seperti demam berdarah, demam chikungunya, malaria, sampai kaki gajah.

Hal tersebut ditulisnya dalam blog pribadinya yang berjudul 'Apakah kita bisa mengakali binatang paling berbahaya di dunia?'. Di blog itu dia juga bercerita soal kisah suksesnya 'beternak nyamuk' di Jogja, Indonesia.

Bill Gates membahas mengenai pembiakan jutaan nyamuk di laboratorium kemudian sengaja dilepaskan. Bakteri Wolbachia yang sudah dimasukkan akan menyebar sehingga bisa mengatasi penularan penyakit akibat nyamuk.

"Nyamuk yang dihasilkan dari pabrik itu membawa bakteri bernama Wolbachia yang menghalangi mereka menularkan demam berdarah dan virus lain semacam Zika, chikungunya dan lainnya pada manusia," tulis Bill Gates.

Dia bahkan sudah pernah berkunjung ke Jogja yang menjadi salah satu pusat penelitian nyamuk ber-Wolbachia itu. Dia mengunjungi laboratorium yang berada di Universitas Gadjah Mada (UGM) itu 8 tahun silam.

"Itu adalah eksperimen dari World Mosquito Program, yang bekerja untuk menghentikan penyebaran demam berdarah dan penyakit lainnya, yang telah dilangsungkan di Yogyakarta. Yayasan kami mendanai riset ini. Tahun 2014, aku mendatangi Yogyakarta untuk melihat awal dari pekerjaan ini," tulisnya.

Peneliti Bantah Dibiayai Bill Gates

Peneliti nyamuk Wolbachia dari World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM membantah proyek tersebut dibiayai oleh yayasan milik Bill Gates.

Peneliti pendamping WMP Yogyakarta dr. Riris Andono Ahmad, M.P.H., Ph.D menanggapi tulisan yang dibuat Bill Gates itu.

yayasan yang mendanai riset di Yogyakarta tersebut didanai sepenuhnya oleh Yayasan Tahija, bukan yayasan milik Bill Gates (Gates Foundation)," kata Riris melalui keterangan tertulisnya yang diterima detikJateng, Selasa (23/8/2022).

"Kegiatan pengendalian kasus DBD dengan nyamuk ber-Wolbachia yang dilakukan oleh WMP di Kota Yogyakarta merupakan riset atau penelitian, bukan eksperimen," kata dia menambahkan.



Simak Video "Jokowi Marah-Kecewa Gegara Jajarannya Suka Belanja Produk Mancanegara"
[Gambas:Video 20detik]
(ahr/ahr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT