Misteri Kematian Mahasiswa Spesialis Kedokteran UGM di Sleman

Terpopuler Sepekan

Misteri Kematian Mahasiswa Spesialis Kedokteran UGM di Sleman

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 27 Agu 2022 09:42 WIB
Ilustrasi Bunuh Diri
Ilustrasi. (Foto: Thinkstock)
Solo -

Seorang dokter bernama Doddy Sudarmanto ditemukan meninggal di dalam rumahnya daerah Jongke Kidul, Sendangadi, Mlati, Sleman, Minggu (21/8/2022) malam. Korban diketahui merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) 2 Ilmu Penyakit Dalam (IPD) UGM di Konsultan Nefro.

Korban diduga telah meninggal lebih dari sepekan. Sementara hasil visum menyebut tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban. Kapolsek Mlati Kompol Andhies F Utomo saat dimintai konfirmasi membenarkan hal tersebut.

"Iya, ada penemuan mayat pada Minggu tanggal 21 Agustus 2022," kata Andhies saat dihubungi wartawan, Senin (22/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari informasi yang diterima detikJateng, korban diketahui merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) 2 Ilmu Penyakit Dalam (IPD) UGM di Konsultan Nefro. Korban rencananya akan menjalani wisuda pada Oktober mendatang.

Kondisi Rumah Terkunci

Andhies membeberkan penemuan mayat ini bermula saat kakak dan adik korban berkunjung ke rumah korban pada Minggu (21/8) sekitar pukul 20.00 WIB. Keduanya berkunjung untuk menengok korban. Ketika datang, pintu rumah dalam keadaan terkunci semua dan tidak ada jawaban dari korban di dalam rumah.

ADVERTISEMENT

Adik korban kemudian memanggil tukang kunci. Setelah pintu berhasil dibuka, ditemukan korban telah meninggal di dalam kamar.

"Selanjutnya adik kandung korban mencari tukang kunci, kemudian setelah pintu berhasil dibuka di dalam rumah tepatnya di kamar tidur korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia," ungkapnya.

Andhies melanjutkan korban diketahui sendirian tinggal di rumah tersebut. Ia pun belum bisa memastikan kapan korban meninggal dunia dan harus menunggu hasil visum. Termasuk penyebab kematian korban.

"Dari hasil olah TKP tidak ada tanda-tanda kekerasan ataupun upaya bunuh diri. Untuk penyebab masih menunggu visum apakah dari sakit atau tidak," terangnya.

Kontak Terakhir dengan Keluarga

Andhies mengungkapkan korban diketahui mengirim pesan WhatsApp (WA) terakhir ke keluarga dua pekan sebelumnya.

Saat dihubungi detikJateng, Andhies menyebut berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban terakhir komunikasi melalui chat WA pada 8 Agustus lalu.

"Kemarin cuma menyampaikan chat terakhir tanggal 8 Agustus," kata Andhies, Rabu (24/8).

Sebelumnya pihak keluarga bertemu dengan korban dan kondisi korban tampak sakit. Pihak keluarga kemudian menganjurkan agar korban istirahat dari pekerjaan dulu.

"Kalau untuk riwayat penyakit dari keluarga pernah memang sempat waktu ketemu terakhir sudah pucat, dari pihak keluarga menyampaikan jangan dipaksakan untuk kerja," jelas Andhies.

Simak hasil visum korban di halaman selanjutnya..

Diduga Meninggal Lebih dari Sepekan

Hasil visum yang dilakukan usai penemuan jasad korban, menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan.

"Untuk visum, dari hasil pemeriksaan untuk luar itu tidak ada, bersih tidak ada tanda-tanda kekerasan," ungkap Andhies.

Ia menjelaskan, dari hasil pemeriksaan itu diketahui jika korban telah meninggal lebih dari sepekan. Sebab saat ditemukan kondisi jenazah sudah membusuk.

"Dan untuk bisa diketahui bahwa meninggalnya lebih dari satu minggu. Kondisi jenazah itu sudah membusuk, jadi untuk kulitnya sudah hitam dan sudah ada belatung," ungkapnya.

Lebih lanjut, Andhies mengungkapkan terkait penyebab kematian korban harus melalui autopsi. Namun pihak keluarga korban tidak berkenan dan menerima kematian korban.

"Untuk mengetahui penyebab kematiannya itu harus melalui autopsi, tapi berkaitan tersebut dari pihak keluarga tidak berkenan dan sudah menerima bahwa kematiannya itu wajar, jadi tidak berkenan untuk melaksanakan autopsi," ungkapnya.

Halaman 2 dari 2
(aku/dil)


Hide Ads