Peneliti nyamuk Wolbachia dari World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, meluruskan kabar yayasan milik Bill Gates mendanai riset di Yogyakarta. Diketahui, dalam artikel baru di blog Bill Gates yang membahas tentang bahaya nyamuk dan penanggulangannya, Bill Gates menyebut yayasannya mendanai riset nyamuk ber-wolbachia untuk menghentikan penyebaran demam berdarah dan penyakit lainnya.
Peneliti pendamping WMP Yogyakarta dr. Riris Andono Ahmad, M.P.H., Ph.D menanggapi sekaligus memberikan klarifikasi sehubungan dengan pemberitaan 'Bill Gates Sebut Yogyakarta Tempat Hewan Berbahaya di Dunia'. Dalam artikel tersebut Bill Gates menyebut yang dilakukan oleh WMP Yogyakarta adalah sebuah eksperimen. Padahal, sebetulnya yang dilakukan adalah sebuah penelitian.
"Kegiatan pengendalian kasus DBD dengan nyamuk ber-Wolbachia yang dilakukan oleh WMP di Kota Yogyakarta merupakan riset atau penelitian, bukan eksperimen," kata Riris dalam keterangan resmi yang diterima detikJateng, Selasa (23/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dia juga meluruskan soal yayasan yang mendanai program WMP bukan dari yayasan Bill Gates. Melainkan dari Yayasan Tahija.
"Kemudian, yayasan yang mendanai riset di Yogyakarta tersebut didanai sepenuhnya oleh Yayasan Tahija, bukan yayasan milik Bill Gates (Gates Foundation)," imbuhnya.
Sekadar informasi, kegiatan WMP dilakukan di 11 negara, termasuk Indonesia (Yogyakarta), dan khusus kegiatan WMP di Yogyakarta didanai oleh Yayasan Tahija.
Pada 2014 lalu, Bill Gates mendatangi Dusun Kronggahan di Kabupaten Sleman, lokasi pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dalam fase 2 penelitian WMP Yogyakarta.
Diberitakan sebelumnya, artikel baru di blog Bill Gates berjudul 'Apakah kita bisa mengakali binatang paling berbahaya di dunia?' membahas tentang bahaya nyamuk dan penanggulangannya.
Bill Gates sebut yayasannya mendanai riset, simak di halaman selanjutnya...