Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja tak tinggal diam dengan adanya kejadian viral seorang pengamen memukul kepala wisatawan wanita di Jalan P. Mangkubumi. Pemkot langsung turun ke lapangan mengecek pengamen tersebut.
"Setelah ada info itu, hari Minggu (3/7) kami kirim petugas untuk cek lokasi. Masih adakah pelaku ngamen (tertuduh) di seputaran Jalan Mangkubumi. Ternyata sudah tidak ditemukan lagi," kata Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Kawasan Cagar Budaya Malioboro Ekwanto, saat dihubungi wartawan, Senin (4/7/2022).
Ia menegaskan, meski tak lagi ketemu, pihaknya tetap menjadikan pengamen itu sebagai target operasi. Jika pengamen itu kembali muncul di Jalan P. Mangkubumi, petugas akan langsung lakukan pemanggilan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu akan kami tindak lanjuti kejadian tersebut. Kami akan panggil kapan pun pengamen itu muncul untuk kami ajak bicara, supaya tidak terulang lagi, dan kalau memang perilakunya sering seperti itu," katanya.
UPT Kawasan Cagar Budaya Malioboro, kata Ekwanto, akan menindak tegas dengan melarang pengamen tersebut beroperasi di kawasan sekitar Jalan P Mangkubumi.
"Kita keluarkan dari area tersebut," katanya.
Diberitakan sebelumnya, media sosial dibuat geger dengan pengakuan salah seorang dengan akun @suseno mahardiko di grup Facebook yang melihat seorang wisatawan wanita dilempar batu.
"Barusaja terjadi (02/07/2022) di angkringan pak jarot depan bank muamalat sebelah hotel harper, Seorang Pengamen mukul mbak2 wisatawan jogja yang lagi makan lesehan dengan batu besar pecahan konblok pedestrian karena kesal tidak diberi uang dan dari mas2 tukang parkir ataupun pihak keamanan tidak ada yang menindak pengamen tsb, sampai si mbak tersebut melempar batu besar kembali ke si pengamen, dan pengamennya kabur begitu saja.
saya kira pengamen di area ini dan malioboro perlu ditertibkan mengingat wisatawan jadi merasa tidak nyaman dan aman dan malah citra wisata yogyakarta malah bisa rusak karena tidak tertib.
Pendapat saya pribadi mengamen itu boleh tapi ditertibkan dan dibuat lebih tertata seperti di kota-kota besar sehingga tidak ada lagi kejadian seperti ini.
NB: pengamen yang memukul terlihat seperti penyandang disabilitas mental (Autisme) yang mana ini juga jadi persoalan lain di kota jogja yang masih punya tantangan untuk memberdayakan mereka.
saya tidak merekam atau memfoto kejadian ini karena saya menghormati korban, mohon menjadi evaluasi kita bersama.
Buat yang bertanya kenapa saya tidak membantu "mengamankan" Mohon maaf Saya membantu keluarga saya menyingkir dulu, karena takut kenapa2, dan salah bertindak sebagai turis lokal.
Dilihat detikJateng Senin (3/7) pukul 09.28 status itu sudah dikomentari 2.051 dan dibagikan 83 kali serta direspons 4.638 kali.
(apl/ams)