Vaksinasi PMK Perdana di Sleman, Sapi Perah Jadi Prioritas

Vaksinasi PMK Perdana di Sleman, Sapi Perah Jadi Prioritas

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Sabtu, 25 Jun 2022 15:57 WIB
Vaksinasi PMK perdana pada ternak di Sleman, DI Yogyakarta (DIY), Sabtu (25/6/2022).
Vaksinasi PMK perdana pada ternak di Sleman, DI Yogyakarta (DIY), Sabtu (25/6/2022). Foto: Pius Erlangga/detikJateng
Sleman -

Guna menekan penyebaran virus PMK di Sleman, Pemkab bersama Kementerian Pertanian (Kementan) RI melakukan vaksinasi PMK perdana di Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Sabtu (25/6/2022).

"Ada 3.100 dosis yang akan diberikan pada tahap pertama ini," kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo kepada wartawan, Sabtu (25/6/2022).

Kustini mengatakan, kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Sleman, DIY, masih terus ditemukan. "Saat ini kurang lebih ada 2000 kasus PMK dan 11 kematian (ternak akibat PMK) di Sleman," kata Kustini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian, Kustini berujar, vaksin tersebut akan diprioritaskan untuk komoditas sapi perah.

"Kita berharap dengan pemberian vaksin PMK ini benar-benar dapat menghentikan penyebaran virus PMK pada ternak di Sleman," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dia melanjutkan, Pemkab Sleman telah membentuk Satuan Tugas Unit Respon Cepat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Sleman Nomor 33.3 / Kep. KDH / A / 2022.

"Dengan Satgas ini diharapkan dapat merespons dengan cepat dan tepat setiap kejadian dan laporan dari masyarakat terkait PMK. Adanya satgas ini juga memudahkan koordinasi lintas sektor dalam upaya pencegahan dan pengendalian PMK," kata Kustini.

Sementara itu, Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Nursapto Hidayat, mengatakan pelaksanaan vaksinasi tahap pertama harus selesai pada 5 Juli 2022.

"Seperti halnya vaksinasi pada COVID-19, vaksinasi untuk PMK ini juga akan diberikan sampai tiga kali," kata Nursapto.

Dijelaskan pula bahwa vaksinasi PMK saat ini diprioritaskan untuk sapi perah. Pihaknya juga memperbolehkan masyarakat memakai obat tradisional seperti jamu untuk mencegah penyakit pada ternak.

"Karena sapi perah masa hidupnya lebih lama, beda dengan sapi potong. Selain itu sapi perah juga untuk penghasilan yang sifatnya harian. Dan, kebanyakan peternakan sapi perah ini memakai dana bank atau KUR," sebutnya.

"Kalau mau pakai obat-obatan (tradisional) seperti jamu juga boleh. Gula merah, kecap, dan telur tiga butir," sambungnya.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads