Geger Konser Musik di Kafe Mal Jogja

Round-Up

Geger Konser Musik di Kafe Mal Jogja

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 14 Jun 2022 07:44 WIB
Garis polisi dipasang di sekitar area kericuhan konser musik di Mal Yogyakarta.
Garis polisi dipasang di lokasi kericuhan konser di Mal Yogyakarta. Foto: Heri Susanto/detikJateng
Solo -

Konser musik akustik di Sevens Sky Rooftop Jogja, Minggu (12/6) malam, berakhir ricuh. Akibatnya, 11 orang terluka dan dibawa ke IGD RS Siloam Jogja. Seven Sky Rooftop, salah satu kafe di mal Lippo Plaza, Gondomanan, Jogja, itu juga mengalami kerusakan.

Dari liputan jurnalis detikJateng, Senin (13/6/2022), berikut sederet fakta di balik kericuhan konser itu.

1. Konser Rutin

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seven Sky Rooftop Lippo Plaza disebut rutin menyelenggarakan konser. Pada malam itu, konsernya menampilkan band yang punya banyak penggemar.

"Ternyata fansnya banyak. Akhirnya dibatasi penonton yang bisa masuk," kata Kasubag Humas Polresta Jogja AKP Timbul Sasana Raharja saat dihubungi wartawan, Senin (13/6).

ADVERTISEMENT

2. Pemicu Kericuhan

Timbul mengatakan, kericuhan berawal saat sebagian penonton tak kebagian tiket. "Pukul 20.30 WIB, penonton terus berdatangan. Sehingga pihak manajemen memutuskan menutup voucher box untuk mengurangi pengunjung yang akan masuk," ungkap dia.

"Penjualan (tiket) sudah ditutup dan (penonton yang tak dapat tiket) diimbau pulang. Tapi di pintu masuk ada sekitar 20 orang yang tetap memaksa masuk," Timbul menambahkan.

3. Keterangan Penyelenggara

Manajer Operasional Ekspo Production selaku pihak penyelenggara acara, Hangga Bagaswara, menceritakan kronologi kericuhan itu.

"Malam itu kita memanggil band yang sudah reguler di tempat kami. Dia beberapa kali main dan terkondisi dengan baik, aman. Malam itu tiba-tiba terjadi penambahan jumlah pengunjung yang sangat banyak," kata Hangga saat diwawancarai wartawan di Lippo Plaza Jogja, Senin (13/6).

Karena kondisi kafe sudah padat, penyelenggara acara tidak bisa memasukkan pengunjung baru. Mereka pun berkali-kali menginformasikan hal itu kepada pengunjung yang masih bertahan di depan voucher box agar pulang.

4. Pintu Keluar Dibuka

"Di depan pintu masuk ada yang sekitar 20-30 orang yang tetap ingin masuk. Kami menginformasikan kembali bahwa pengunjung tidak bisa masuk dan diharapkan pulang dengan tertib," jelas Hangga.

Setelah merasa tenang, Hangga mengatakan, manajemen memutuskan membuka pintu keluar. Tapi, pengunjung di pintu masuk justru mulai ricuh.

"Yang provokator itu tadi, tiga orang, ternyata masih menendang-nendang pintu ram yang buat keluar. Sementara (penonton) yang di dalam juga ada yang ingin keluar. Jadi kami ingin membuka pintu keluar biar ada flow, aliran pengunjung keluar-masuk," kata Hangga.

5. Penonton Adu Mulut

Karena pintu keluar ditendangi 2-3 orang yang tidak bisa masuk, Hangga berujar, pengunjung yang di dalam kafe tidak bisa keluar.

"Saat kami mau membuka pintu masuk, ada provokator yang mengeluarkan kalimat yang memancing pengunjung di dalam, terprovokasi. Terjadi adu mulut antara pengunjung yang di luar dan pengunjung yang di dalam yang mau keluar," katanya.

6. Saling Lempar

Adu mulut itu berujung saling lempar antara pengunjung di dalam kafe dan mereka yang bertahan di luar. Menurut Hangga, kericuhan itu berlangsung pada pukul 20.30 WIB sampai 21.00 WIB. "Setelah adu mulut akhirnya terjadilah keributan dan lempar-lemparan itu," katanya.

7. Akibat Kericuhan

"Terakhir saya diinfokan ada 11 orang yang masuk IGD RS Siloam, mengalami luka kecil," kata Hangga, Senin, (13/6).

Hangga juga masih menghitung kerugian akibat kericuhan itu. "Kerusakan di pintu masuk P6 itu gerbangnya pecah, patah, dan kotor. Pintu kaca dan lainnya aman," imbuh dia.

8. Pengunjung 2 Ribu Lebih

Kapolsek Gondokusuman Kompol Surachman mengatakan, jumlah pengunjung konser itu lebih dari 2 ribu orang.

"Ya lebih dari 2 ribu. Kapasitas mencapai 4.500 orang. Tapi kan mereka (penyelenggara acara) sudah bisa membaca, karena situasi sudah tidak memungkinkan ya dibatasi," kata Surachman di Lippo Plaza, Senin (13/6).

9. Penyelidikan Polisi

" Kita masih melakukan pengembangan. Nanti penyelenggara dan EO juga akan dimintai keterangan," kata Surachman. Dia menjelaskan, polisi tak melarang kegiatan masyarakat seperti konser musik.

"Tapi, harus memberitahukan (ke polisi) untuk memperhatikan protokol kesehatan (prokes), kaitannya dengan itu (pemberitahuan ke polisi untuk) bisa membaca situasi," ujar Surachman.




(dil/dil)


Hide Ads