Puluhan rumah di Kalurahan Tirtorahayu, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) rusak usai diterjang hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah tersebut, sore tadi. Sejumlah ruas jalan juga tertutup pohon tumbang.
Salah satu lokasi yang terdampak cukup parah ada di Dusun Sigran. Dari pantauan detikJateng di lokasi malam ini, tak sedikit rumah warga rusak imbas tetimpa pohon tumbang. Sebagian besar genting atap juga hilang karena terbawa angin kencang.
Selain itu akses jalan warga hingga kini masih terputus imbas pohon yang bertumbangan. Tim gabungan dari unsur BPBD Kulon Progo, PMI, sukarelawan, serta masyarakat hingga malam ini sekitar pukul 22.00 WIB pun masih melakukan pembersihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk bencana puting beliung di wilayah Sigran, Tirtorahayu, Galur, tepatnya di Dusun Sigran, itu menutup akses jalan kampung sama menimpa puluhan rumah," ungkap personil PMI Kulon Progo, Dicky Setiawan saat ditemui di sela-sela pembersihan bencana di Sigran, Rabu (8/6/2022) malam.
Dicky menjelaskan peristiwa ini terjadi pada sore tadi sekitar pukul 16.30 WIB. Saat itu hujan turun begitu deras disertai angin kencang. Akibatnya banyak pohon bertumbangan hingga menimpa rumah dan menutup akses jalan. Salah satu yang tertutup adalah jalan provinsi penghubung Kulon Progo-Bantul lewat Jembatan Srandakan.
Dicky mengatakan, untuk jalan tersebut sudah bisa dilewati. Kini petugas fokus mengevakuasi pohon yang masih menutup beberapa jalan kampung penghubung antar dusun di Tirtorahayu.
"Sampai saat ini masih tertutup, terutama yang jalan kampung," jelasnya.
Dicky mengatakan belum ada laporan korban jiwa atas peristiwa ini. Pihaknya bersama unsur terkait juga masih melakukan pendataan soal jumlah pasti bangunan rumah yang rusak imbas bencana alam ini. Upaya pembersihan juga masih dilakukan dan rencananya akan berlanjut esok hari, Kamis (9/6/2022).
Sementara itu salah satu warga Sigran, Nandar (70) menceritakan detik-detik hujan dan angin kencang merusak permukiman warga. Kejadian bermula saat hujan mengguyur wilayah tersebut sore tadi. Hujan itu turut disertai angin dan petir.
Saat kejadian Nandar sedang berada di dalam rumahnya. Beberapa saat kemudian terdengar suara keras, yang saat dicek ternyata pohon kelapa di dekat rumahnya sudah ambruk menimpa bangunan rumah.
"Ya, pokoknya saya lihat ada brak gitu, di sana mungkin kelapa yang itu, terus brak lagi ke sini. Nah ini kan rumah saya, tapi saya tempatnya di situ (rumah lain), ini rumah saya, saya suruh ninggali anak saya, jadi saya mengamati ini lihat, tahu-tahu ada ini (pohon kelapa) brak udah temangsang (nyangkut) di sana (atap rumah)," ucapnya.
"Saya sampai azan sekitar setengah jam itu ada, sampai tenggorokan saya gerok (serak)," imbuhnya.
Nandar mengaku peristiwa ini baru pertama kali dialaminya sejak bermukim di Sigran 50 tahun silam. Ia juga tak tahu pasti apakah angin kencang yang datang itu merupakan sejenis lesus atau angin puyuh.
"Baru kali ini, saya di sini itu menempati sejak 1974 sampai sekarang itu, kurang lebih 50 tahun baru kali ada angin kaya gitu. Entah itu disebut lesus saya enggak bisa matur yang tepat karena enggak lihat luar," jelasnya.
(aku/aku)