Buntut penutupan sementara beberapa pasar hewan karena temuan hewan ternak bergejala penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat Paguyuban Pedagang Daging Sapi (PPDS), Kalurahan Segoroyoso, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul mogok menyembelih sapi. Pasalnya sebagai penyuplai 75 persen daging sapi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) paguyuban itu menyebut suplai dari pasar hewan tidak mampu menutup kebutuhan penyembelihan sapi hariannya.
"Jadi kita sudah buat surat edaran untuk tidak melakukan penyembelihan dan perdagangan daging sapi terhitung mulai Selasa (31/5) malam hingga Jumat (3/6). Suratnya sudah kita edarkan Senin (30/5) malam," kata Ketua PPDS Segoroyoso Rejo Mulyo saat dihubungi wartawan, Selasa (31/5/2022).
Keputusan itu, kata Rejo, muncul karena sejumlah pasar hewan di DIY dan Jawa Tengah tutup sementara. Di mana hal tersebut menyebabkan pasokan sapi untuk disembelih pihaknya sangat minim bahkan tidak ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita itu sehari memotong 52 ekor sapi dan jumlah itu tidak mungkin mampu dipasok oleh pasar hewan yang saat ini masih buka. Karena pasar hewan yang buka saat ini yang skala kecil," ujarnya.
Padahal, selama ini PPDS Segoroyoso mengandalkan sapi yang dipotong dari sejumlah pasar hewan seperti Pasar Hewan Siyono Harjo dan Pasar hewan Munggi di Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan dari Jawa Tengah seperti dari Pasar hewan Muntilan, Jawa Tengah.
"Pasar-pasar itu pasar hewan yang cukup besar dan menyuplai sapi-sapi untuk disembelih di Jogja maupun Jawa Tengah. Jadi ya kemungkinan selama pasar hewan masih ditutup, kami akan melanjutkan mogok memotong sapi," katanya.
Selain itu, Rejo juga memastikan para penjual daging sapi di pasar yang tergabung dalam PPDS tidak akan berjualan. Pasalnya tidak ada pasokan daging sapi dan Rejo menilai jika tidak ada pasokan maka kemungkinan akan terjadi kelangkaan daging sapi di DIY.
"Kalau daging sapi langka, ya itu dampak tidak ada lagi pasokan daging dari penyembelih," ucapnya.
Sebelumnya, Dinas Perdagangan (Disdag) Gunungkidul kembali menutup Pasar Hewan Munggi di Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Hal itu menyusul ada temuan ternak yang bergejala penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasar tersebut.
"Karena ada temuan ternak bergejala PMK pagi tadi, untuk di Pasar hewan Munggi kami tutup sementara selama 14 hari. Jadi saat ini ada dua pasar hewan di Gunungkidul yang tutup sementara," kata Kepala Disdag Gunungkidul Kelik Yuniantoro saat dihubungi wartawan di Kabupaten Gunungkidul, Minggu (29/5).
Nantinya, Pasar hewan Munggi akan buka kembali pada tanggal 18 Juni. Sedangkan Pasar hewan Siyono Harjo akan buka kembali pada tanggal 17 Juni.
"Penutupan sementara dua pasar hewan itu agar tidak terjadi penularan ke ternak lainnya. Nanti kalau ada temuan ternak bergejala PMK di pasar hewan maka akan kami lakukan penutupan selama 14 hari," pungkasnya.
(sip/aku)