Viral di media sosial curhatan driver yang dipaksa untuk menyewa jip atau sepeda motor saat hendak mengantar wisatawan naik ke kawasan Bunker Kaliadem, Gunung Merapi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Curhatan itu diunggah di akun Twitter @merapi_uncover.
"Kulonuwun..disini saya sebagai driver rental mau menyampaikam unek2..
Masih sekitar wisata di Jogja tepatnya di kali adem, saya dan penumpang saya di buat kecewa sama oknum di sekitaran jalan menuju bunker kali adem," tulis akun tersebut seperti dilihat detikJateng, Jumat (27/5/2022).
Driver bernama Rendi Kurnia itu membawa wisatawan. Namun, sesaat sebelum sampai ke kawasan Bunker Kaliadem mereka dicegat dan dipaksa untuk parkir dan menyewa jip.
"ketika mau sampai di atas kurleb 1,7 KM lagi di cegat oleh bapak2 macak preman yg dia bilang 'mas berhenti parkir sini tidak bisa ke atas harus pakai jeep' lha tak wangsuli alasan nya apa pak kok mboten saget mriko?," lanjutnya.
Saat dimintai konfirmasi, Rendi Kurnia mengatakan peristiwa tidak mengenakkan itu terjadi pada Kamis (26/5) siang sekitar pukul 11.00 WIB. Rendi saat itu membawa dua wisatawan dari Jambi untuk naik ke Bunker Kaliadem untuk berfoto. Dia naik ke bunker melalui jalur barat dari Kalurahan Umbulharjo.
"Saya driver bawa tamu dua orang. Di TPR itu tidak ada peringatan nggak boleh naik (ke bunker). Nah itu sebelum sampai bunker itu ada bapak-bapak nyegat memaksa parkir di situ dan diminta menyewa jip atau sewa motor Rp 50 ribu," kata Rendi saat dihubungi wartawan, Jumat (27/5/2022).
Lokasi parkir itu, kata Rendi berjarak sekitar 1,7 kilometer dari Bunker Kaliadem. Dia juga mengatakan sempat adu mulut dengan oknum itu. Pasalnya, ada wisatawan lain yang memakai sepeda motor namun tidak diberhentikan seperti dirinya.
"Saya lihat motor boleh naik, lalu bapaknya bilang 'pakai motor saja mobilnya parkir sini sewa motor Rp 50 ribu. Maksa 'kalau mau pakai mobil harus sewa jip'," ucapnya.
Akhirnya, dia bersama dua tamu yang dibawa mengurungkan niat untuk naik ke Bunker Kaliadem dan memilih turun. Saat turun, Rendi menyempatkan untuk berhenti dan tanya petugas TPR.
"Waktu turun itu, saya tanya ke petugas TPR, katanya bisa naik ke bunker. Lalu saya cerita masalah yang di atas, petugas TPR mengaku tidak tahu, nggak ada jawabannya ya sudah saya balik," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan oknum yang mencegat dan memaksa untuk sewa kendaraan hanya satu orang. Sementara beberapa orang lainnya berada di pos.
"Yang nyegat satu, kalau teman-temannya duduk di pos, ada tiga atau empat. Yang ngotot bapaknya itu," ucapnya.
Sepengalaman Rendi, dulu ketika naik ke Bunker Kaliadem tidak ada kejadian seperti ini. Dia pun ingin agar oknum seperti ini untuk ditindak tegas.
"Dulu sebelum Corona itu saya naik nggak ada kejadian seperti ini. Makanya ini saya kaget," ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Sleman Suparmono mengatakan akan segera menyelesaikan masalah tersebut. Sebab, menurut Suparmono, peristiwa ini bukan kali pertama terjadi dan oknumnya sama.
"Kemarin saya sudah koordinasi dengan Lurah, Panewu dan Kapolsek Cangkringan. Akan segera diselesaikan secara kewilayahan karena kejadian tersebut sudah beberapa kali terjadi dengan lokasi, oknum dan modus yang sama," pungkas Suparmono.
(rih/sip)