Mengulas Fenomena Laut Bercahaya, Benarkah Terkait Nyi Roro Kidul?

Mengulas Fenomena Laut Bercahaya, Benarkah Terkait Nyi Roro Kidul?

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 05 Mei 2022 10:17 WIB
Fenomena alam laut bercahaya.
Fenomena alam laut bercahaya. Foto: (@alistair_bain/Instagram)
Solo -

Tim peneliti dari Amerika Serikat mengungkap fenomena laut bercahaya di laut selatan Jawa Tengah dan Jogja beberapa waktu lalu. Fenomena ini kerap dikaitkan dengan urban legend masyarakat pesisir yakni Nyi Roro Kidul. Seperti apa penjelasannya?

Fenomena laut bercahaya itu mulanya dibagikan citra satelit dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), atau Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS. Fenomena itu disebut Milky Seas pada September 2021 lalu.

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Kabupaten Gunungkidul DIY, Sunu Handoko Bayu Sagara mengungkap fenomena laut bercahaya itu pernah terjadi di Pantai Wediombo pada 2014 silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau itu (laut bercahaya) pernah sih dahulu, sudah beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2014 fenomena itu terjadi di (Pantai) Wediombo," kata Sunu saat dihubungi, beberapa waktu lalu.

Fenomena yang terjadi kala itu berwujud lingkaran dan bercahaya di laut. Kejadian itu disebut sempat berlangsung selama beberapa malam.

ADVERTISEMENT

Kesaksian lain soal fenomena laut bercahaya disampaikan seorang nelayan di Kapanewon Tepus, Gunungkidul, Rujimanto. Dia mengaku pernah melihat fenomena itu pada 2005 sekitar pukul 21.00 WIB saat hendak melaut bersama rekan-erkannya dari Pantai Ngandong, Tepus.

"Saya pernah melihat sinar di malam hari tapi hanya terlihat lebih terang saja. Dulu warnanya biru dan kuning, tapi tampak tidak lama hanya beberapa detik saja," kata Rujimanto saat dihubungi wartawan.

Penjelasan Pakar Kelautan

Kemunculan fenomena laut bercahaya ini pun tak pelak dikaitkan dengan mitos yang dipercayai warga pesisir. Namun, ahli kelautan menyebut hal ini tak ada kaitannya dengan Nyi Roro Kidul yang menjadi legenda di masyarakat.

"Dulu banyak dihubungkan dengan misteri, mistis, monster laut, dan Nyi Roro Kidul. Ini fenomena alam yang biasa terjadi," kata Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip) Prof Denny Nugroho Sugianto.

Denny menjelaskan fenomena ini biasa terjadi antara Juni hingga Oktober saat ada kenaikan massa air atau upwelling. Kemudian terjadi pencahayaan bioluminescence yang berasal dari bakteri bercahaya.

"Itu dari bakteri bercahaya yang berhubungan dengan organisme lain atau jasad, atau bangkai dan lain-lain. Biasanya bulan Juni-Juli-Oktober ada upwelling, kenaikan massa air, jadi yang di bawah ke permukaan," jelas Denny.

Fenomena ini ternyata menandakan perairan itu sangat subur. Ketika fenomena ini terjadi berbagai pertemuan seperti unsur hara yang terangkat, kemudian saprofit yang bertemu dengan bakteri-bakteri.

"Ini yang menjadi seperti cahaya biologis atau bioluminescence, jadi warna-warni," terang dia.

Pernyataan senada juga diungkapkan Sekretaris Pusat Studi Sumber Daya dan Teknologi Kelautan UGM Bachtiar Mutaqin. "Bukan (karena Nyi Roro Kidul) itu fenomena biasa, ada penjelasan ilmiahnya," kata dia.

Dia menyebut ada beberapa kemungkinan di balik fenomena laut bercahaya ini. Terlebih pada bulan-bulan tertentu masuk musim timur yang anginnya berembus dari Australia.

Fenomena ini mengakibatkan upwelling yang selain membawa banyak nutrien juga banyak ikan. Kemungkinan laut bercahaya ini bisa terjadi ketika ada fitoplankton yang terangkat ke permukaan laut saat upwelling.

Menurutnya, laut bercahaya merupakan fenomena yang normal di perairan Indonesia. Namun, Bachtiar menegaskan walaupun ada upwelling, belum tentu muncul fenomena laut bercahaya.

"Tapi belum tentu ketika ada fenomena upwelling ini lautnya bercahaya, tergantung seberapa banyak fitoplanktonnya," urainya.

"Tapi tidak selalu ada fenomena upwelling kemudian lautnya bercahaya, itu tidak selalu. Mungkin ketika fenomena kemarin itu agak cukup kuat jadi membawa material fitoplanktonnya cukup banyak," sambung Bachtiar.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads