Massa mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) DIY turun ke jalan. Mereka menggelar aksi demo di simpang tiga UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di Jalan Laksda Adisutjipto, Sleman, DIY.
Tuntutan massa aksi tetap sama, yakni menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan periode jabatan presiden. Termasuk upaya untuk melakukan amendemen UUD 45.
Pantauan detikJateng, massa aksi datang pukul 15.20 WIB dari arah selatan. Mereka langsung membuat lingkaran besar di tengah simpang tiga UIN. Namun, tidak sampai menutup akses jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagu 'Darah Juang' berkumandang. Nampak mahasiswa bergantian naik mimbar publik dan berorasi membakar semangat massa aksi.
Ketua PMII Cabang DIY Sayid Habiburokhman mengatakan aksi ini untuk menolak pelanggengan kekuasaan rezim. Menurutnya, dalam undang-undang sudah jelas jika masa jabatan presiden hanya dua periode.
"Bahwa kita tahu hari ini negara sedang tidak baik-baik saja para penguasa, para oligarki ingin melanggengkan kekuasaannya, kemarin wacana pemilu ditunda, wacana perpanjangan masa jabatan presiden yang hari ini wacananya adalah wacana amendemen," kata Sayid ditemui di sela-sela aksi, Selasa (12/4/2022).
![]() |
Ia menjelaskan, amendemen UUD merupakan pengkhianatan terhadap perjuangan untuk penggulingan rezim orde baru. Walaupun Presiden Joko Widodo menyampaikan tidak ada penundaan pemilu namun ia masih meragukan pernyataan Jokowi.
Apalagi wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden dimunculkan oleh politisi dan pimpinan partai.
"Kemarin presiden mengatakan bahwa presiden akan taat terhadap konstitusi. Kita tahu kalau hari ini adalah hari pelantikan KPU dan Bawaslu tapi wacana amendemen ini lahir datang dari para politisi, para ketua-ketua partai artinya para pimpinan yang ada di DPR, bahwa kita suarakan bahwa kita menolak akan adanya amendemen Undang-Undang 1945," sebutnya.
Oleh karena itu, dia ingin ketegasan dari Presiden Jokowi untuk patuh terhadap konstitusi dan mewujudkan demokrasi.
"Maka dari itu kita juga ingin menegaskan sekali lagi kepada presiden, menteri-menteri para DPR para politisi, bahwa demokrasi harus dituntaskan, harus diwujudkan sebenar-benarnya demokrasi," tegasnya.
Selain soal amendemen undang-undang, mereka juga menuntut agar pemerintah menstabilkan harga bahan pokok.
"Hari ini mahasiswa, kita menuntut bahwa kita menolak amendemen Undang-Undang 1945, kita juga menolak kenaikan harga BBM, kenaikan harga bahan pokok, menolak IKN dan menolak dan menuntas reformasi agraria yang ada di Indonesia," pungkasnya.
Aksi damai itu berakhir sekitar pukul 16.40 WIB dan ditutup dengan salat gaib yang ditujukan untuk mengetuk hati pejabat.
(rih/ams)