Tawuran dengan senjata sarung yang diikat di bagian ujungnya semakin marak terjadi di berbagai daerah, termasuk di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Meski hanya menggunakan sarung, polisi menyebut senjata itu bisa berbahaya dan menimbulkan luka.
Kasi Humas Polres Gunungkidul, AKP Suryanto menyebut saat ini pihaknya terus memberikan perhatian terhadap kasus-kasus kejahatan jalanan, termasuk tawur sarung. Apalagi tawuran tersebut sering melibatkan anak-anak dan pelajar.
Dia berharap masyarakat proaktif melapor ke polisi saat melihat ada kejahatan jalanan dan tawuran yang ada di sekitarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk contact center-nya di 110. Tapi, bisa juga melaporkan via WA ke 08981334949 milik SPKT Polres Gunungkidul," kata AKP Suryanto, Selasa (12/4/2022).
Dalam tiga hari terakhir, Polres Gunungkidul telah menangkap 21 orang yang diduga hendak melakukan tawur sarung. Peristiwa tawur sarung itu sendiri terjadi di 3 kapanewon, yaitu Nglipar, Karangmojo dan Playen.
Wakapolres Gunungkidul Kompol Widya Mustikaningrum menyebut dari 21 orang yang diamankan itu, 10 diantara sudah berusia dewasa. Sedangkan 11 lainnya masih anak-anak.
Sedangkan untuk waktu penangkapannya, Widya menyebut terjadi hari Minggu (10/4/2022) di Kapanewon Playen dan Nglipar. Sedangkan satu lokasi berada di Kapanewon Nglipar pada Senin (11/4/2022).
"Jadi untuk 21 pelaku ini dari 3 TKP yaitu Nglipar, Karangmojo dan Playen. Kami juga mengamankan enam unit sepeda motor, tujuh handphone, empat sarung yang diikat memanjang serta lima buah sandal jepit," katanya.
Menyoal motif puluhan orang itu terlibat perang sarung, Widya menyebut kebanyakan hanya mengikuti tren. Kendati demikian, pihaknya tidak bisa membenarkan kejadian tersebut karena bisa menimbulkan luka saat disabetkan.
"Dari keterangan, alasan mereka perang sarung hanya iseng dan mengikuti tren. Tapi hal itu tetap tidak bisa dibiarkan karena bisa berdampak buruk karena jika terkena sabetan sarung yang ujungnya diikat hingga keras bisa mencederai," ujarnya.
Dalam penanganannya, polisi hanya memberikan pembinaan kepada 21 orang tersebut. Alasannya, mereka berhasil diciduk sebelum tawuran itu dilakukan.
(ahr/sip)