Demo di Bundaran UGM: Kami Belum Percaya Jokowi, Bilang Iya Ternyata Tidak

Demo di Bundaran UGM: Kami Belum Percaya Jokowi, Bilang Iya Ternyata Tidak

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Senin, 11 Apr 2022 16:39 WIB
Demo aksi di Bundaran UGM
Jauh Hari Wawan S/detikjateng (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikjateng)
Yogyakarta -

Aksi demonstrasi tak hanya terjadi di Jakarta. Di Daerah Istimewa Yogyakarta ada aksi demo di area bundaran UGM oleh Aliansi Rakyat Peduli Indonesia (APRI).

Pantauan detikJateng di Bundaran UGM, demonstran sudah tiba di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka mayoritas berpakaian hitam.

Massa aksi berjumlah puluhan orang itu kemudian berorasi menyampaikan tuntutannya. Saat aksi berlangsung, lalu lintas di sekitar UGM tidak sampai ditutup. Pengguna jalan masih bisa melintas karena para demonstran tidak memblokir jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di dalam aksi itu nampak elemen masyarakat dari mahasiswa, kemudian ada beberapa emak-emak juga ikut. Sekitar pukul 14.15 WIB massa aksi mulai membubarkan diri.

"Jadi siapapun yang peduli ikut dalam aksi ini, saya rasa semua rakyat peduli pada negara ini. Kita tidak membawa ke arah politik apapun, kita tidak membawa ormas apapun," kata koordinator aksi Dani Eko Wiyono di lokasi, Senin (11/4/2022).

ADVERTISEMENT
Demo aksi di Bundaran UGMDemo aksi di Bundaran UGM (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikjateng)

Dani menegaskan elemen yang tergabung dalam aksi ini adalah masyarakat yang peduli terhadap Indonesia.

"Yang pasti di sini semua elemen masyarakat dan rakyat Indonesia bersatu padu, sama-sama merasakan susahnya dan deritanya di Indonesia ini. Pemerintah penuh dusta ini harus dilawan oleh masyarakat sendiri," imbuhnya.

Adapun aksi tersebut menuntut pemerintah untuk menolak penundaan pemilu, menolak masa jabatan Presiden 3 periode, lawan komunisme, turunkan harga, hancurkan oligarki.

"Pertama tolak tiga periode. Penundaan pemilu dibatalkan. Jokowi semalam sudah menyatakan bahasanya dibatalkan tapi kami belum percaya. Banyak sekali kejadian-kejadian yang bilang iya tapi tidak," katanya.

Ia juga meminta pemerintah untuk menurunkan harga bahan pokok. Seperti menurunkan harga minyak goreng. Selain itu juga menyuarakan untuk melawan komunisme. "Yang dimaksud adalah lawan paham komunisnya jangan sampai ada komunis gaya baru di Indonesia," ujarnya.




(mbr/ahr)


Hide Ads