Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan pemantauan hilal atau rukyatul hilal dari Pos Observasi Bulan (POB) di Bukit Syekh Bela-Belu, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul. Hasilnya hilal belum tampak dan tingginya masih di bawah 3 derajat.
"Kami sampaikan bahwa hasil rukyatul hilal sudah dilaksanakan dan ternyata kita tidak berhasil melihat hilal karena terhalang awan," kata Kepala Kantor Kemenag DIY Masmin Afif saat ditemui wartawan di POB, Bukit Syekh Bela-Belu, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Jumat (1/4/2022).
Selain itu, dari hitungan derajat, ketinggian hilal masih belum menyentuh 3 derajat. Terlebih, pemantauan tadi masih tertutup awan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya kalau hitungan derajatnya masih di bawah 3 derajat. Sehingga kalau perhitungan hilal masih di bawah 3 derajat itu kan masih not possible atau tidak mungkin dan saat ini awannya terlalu tebal sehingga tidak bisa kita lihat," ujarnya.
Nantinya, hasil pemantauan ini akan dilaporkan ke Kemenag. Di mana selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan saat sidang isbat.
"Sehingga hasil ini nanti yang akan kita laporkan ke Kemenag RI untuk menjadi bagian dari laporan pertimbangan penetapan isbat 1 Ramadan 1443 H," ucapnya.
![]() |
"Kepada seluruh umat muslim bagi bapak ibu yang menginginkan penetapan 1 Ramadan dari pemerintah diharap menunggu pengumuman dari pemerintah. Kami harap menunggu hasilnya," lanjut Masmin.
Menyoal adanya salah satu ormas besar Islam yang mengumumkan 1 Ramadan diawali besok, Sabtu (2/4), Masmin mengaku tidak mempermasalahkannya. Menurutnya sesama umat muslim harus menghargai hal tersebut.
"Kendati demikian, ada ormas yang sudah mengumumkan 1 Ramadan diawali besok pagi, Sabtu (2/4). Monggo silakan dilaksanakan tentunya kita menghargai perbedaan ini dan kami mengimbau kepada umat muslim di DIY untuk bisa saling menghormati menghargai perbedaan karena keyakinan tidak bisa dipaksakan," katanya.
(aku/ahr)