Video Ngaji bareng di Malioboro yang diselenggarakan Badan Wakaf Al Quran (BWA) Jogja ramai dibahas di media sosial. Hal tersebut membuat Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana meminta kegiatan itu tak dijadikan kontroversi.
"Janganlah masalah ini jadi kontroversi, justru menurut saya kegiatan spontanitas itu baik saja," kata Huda, saat dihubungi detikJateng, Jumat (1/4/2022).
Politikus PKS ini melihat, kegiatan itu spontanitas dari BWA yang memang bidang geraknya wakaf Al-Qur'an diselenggarakan menjelang bulan Ramadan untuk mengajak dan mengingatkan kaum muslimin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ibadah membaca Al-Qur'an tidak harus di masjid. Bisa sambil duduk di taman, bisa sambil duduk di tempat menunggu kendaraan umum. Bisa di mana saja, yang penting tidak mengganggu sekitarnya. Itu pesan moral yang bagus dari BWA menjelang Ramadan," katanya.
Baca juga: Kontroversi Ngaji Bareng di Malioboro |
Hudan merasa prihatin kegiatan yang baik tersebut kemudian ditarik menjadi hal yang sifatnya SARA untuk dijadikan polemik. Sebab, kegiatan ibadah dalam Islam itu bermacam-macam. Menurutnya berpikiran positif, merupakan landasan awal toleransi.
"Janganlah ditarik ke hal-hal yang sifatnya SARA. Ibadah dalam Islam macam-macam, membantu orang menyeberang jalan di Malioboro, bagi-bagi makanan saat pandemi dulu di Malioboro, melarisi UMKM, dan sebagainya itu juga ibadah, saya kira semua boleh dilakukan," katanya.
"Mari kita jaga bersama DIY ini dengan pikiran positif dan saling toleransi antar warga termasuk antarumat beragama. DIY ini sangat beragam miniatur Indonesia. Sabang sampai Merauke ada disini hidup berdampingan dan kerjasama, saling toleransi," pungkas Hudan.
Penjelasan penyelenggara ngaji bareng di Malioboro
Kepala Cabang BWA Jogja Narko A Fikri telah menjelaskan terkait kegiatan tersebut. Sebelum di Malioboro, mereka menggelar Jogja Mengaji di Grand Inna yang juga berada di kawasan Malioboro.
"Ya itu hanya syukuran kami aja, BWA Jogja itu kan sejak 2018 sampai sekarang sudah mendistribusikan 10 ribu lebih Al-Qur'an di Jogja. Makanya kita buat semacam syukuranlah ngaji, yang kita baca juga hanya suratnya surat Yasin tok itu, hanya 10 menitan kok. Ndak lama," kata pria yang akrab disapa Abah Narko, saat dihubungi detikjateng, Kamis (31/3).
"Kepentingannya untuk branding BWA saja. Pesertanya kan saya punya santri-santri saja," katanya.
Abah Narko juga mengaku sudah memprediksi acara itu bakal viral dan menuai pro dan kontra. "Sudah kita prediksikan lah. Ada yang senang, ada yang nggak," pungkasnya.
(sip/sip)