Awali Rangkaian Jumenengan Sultan Jogja, Keraton Pamerkan Foto Lawas

Awali Rangkaian Jumenengan Sultan Jogja, Keraton Pamerkan Foto Lawas

Heri Susanto - detikJateng
Senin, 07 Mar 2022 15:02 WIB
Peningkatan kasus positif COVID-19 di Yogyakarta berdampak terhadap destinasi wisata. Keraton Yogyakarta ditutup sementara untuk wisatawan.
Ilustrasi Keraton Jogja. Foto: Pius Erlangga/detikJateng
Yogyakarta -

Keraton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat hari ini memulai rangkaian acara menyambut jumenengan atau peringatan kenaikan takhta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan pameran Jayapatra.

Dalam pameran yang digelar di Bangsal Pagelaran tersebut, Keraton Jogja akan memamerkan dokumen serta foto yang menjadi saksi sejarah perjuangan DIY dalam mendukung pemerintahan nasional.

Penyelenggaraan pameran itu juga dikaitkan dengan momentum Serangan Umum 1 Maret 1949 yang baru saja ditetapkan sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perjuangan DIY dalam mendukung republik diawali dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX melalui Amanat 5 September 1945 mendukung penuh pemerintahan dari sebuah negara baru yang dikenal sebagai Indonesia," kata humas Keraton Jogja, Fika Wirastuti, dalam keterangan secara tertulisnya, Senin (7/3/2022).

Dalam keterangan tertulis Keraton Jogja, disebutkan bahwa perjuangan di DIY tak bisa hanya dilihat satu peristiwa saja. Perjuangan DIY dalam mendukung NKRI merupakan sebuah rangkaian panjang.

ADVERTISEMENT

"Rentetan momentum perjuangan terus terjadi, mulai dengan pemindahan ibu kota negara ke Yogyakarta, Agresi Militer Belanda II, Serangan Umum 1 Maret 1949 hingga kelahiran Republik Indonesia Serikat menjadi mozaik yang tidak dapat dielakkan," katanya.

Peran Keraton dan masyarakat Jogja, lanjut Fika, dalam dinamika politik nasional pun penting. Di bidang pendidikan, Keraton Yogyakarta merintis pendidikan berbasis budaya melalui sekolah tamanan, kemudian berkembang menjadi sekolah-sekolah partikelir dan Hollandsch Inlandsche School.

"Di sisi lain peran Sultan dalam politik praktis menjadi catatan sejarah penting dari Jogja untuk bangsa. Potret pisowanan ageng pada tahun 1998 menjadi data yang tidak dapat dinafikkan sebagai upaya Jogja menjaga keutuhan Republik Indonesia," katanya.

Perjuangan dan peran Yogyakarta tersebut akan dirangkum dalam pameran bertajuk Jayapatra yang akan digelar pada 7 Maret hingga 12 Juni 2022.




(ahr/rih)


Hide Ads