Para pedagang daging ayam di pasar tradisional Kabupaten Kendal mengeluhkan harga daging ayam yang terus naik sepekan terakhir. Harga yang tinggi membuat mereka kehilangan pembeli.
Wati, salah satu pedagang mengatakan harga daging ayam terus merangkak naik dalam seminggu ini.
"Harga daging ayam dalam seminggu ini sudah naik. Harga ayam naik ya pembelinya berkurang," kata Wati kepada, Senin (7/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kenaikan harga sudah terjadi sejak dari pemasok. Para pedagang juga tidak tahu pasti penyebab kenaikan harga itu.
Dia memastikan bahwa selama ini pasokan ayam masih lancar dan tidak ada kelangkaan.
"Kalau pasokan atau stok ayamnya ada terus dan banyak. Nggak tahu ini naiknya karena apa," terangnya.
Menurut Wati, kenaikan harga terjadi di semua jenis daging ayam. Sedangkan lonjakan harga terjadi secara bervariasi, dari Rp 1.000 per kilogram hingga Rp 5.000 per kilogram.
Daging ayam sayur untuk tiap kilogram dari Rp 33 ribu menjadi Rp 34 ribu, harga daging ayam petelur dari harga Rp 50 ribu naik menjadi Rp 55 ribu.
Sementara untuk daging ayam kampung yang biasanya dijual seharga Rp 60 ribu kini naik menjadi Rp 65 ribu.
Akibat sepinya omzet, Wati yang biasa menjual 35 ekor ayam kini hanya bisa menjual 25 ekor ayam dalam sehari.
Salah satu konsumen yang ditemui di pasar, Umi mengatakan bahwa dia terpaksa mengurangi jumlah pembelian karena kenaikan harga.
Selama ini dia selalu berbelanja daging ayam untuk kebutuhan dari warung makannya. Pembeli di warungnya saat ini juga mengurangi penggunaan lauk berupa daging ayam karena persoalan harga.
"Kenaikan ini tentu sedikit banyak berdampak kepada kita pengusaha makanan," kata Umi mengeluh.
(ahr/mbr)