Sebanyak 79 siswa dan tenaga pendidik atau guru SD hingga SMA sederajat di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dinyatakan positif COVID-19. Imbasnya, 22 sekolah menghentikan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Temuan kasus positif ini berdasarkan hasil test swab PCR acak dalam program surveilans PTM yang digelar oleh Satgas COVID-19 Kulon Progo dalam sebulan terakhir. Dari sampel sementara yang masuk yakni sejumlah 1.433 berasal dari 32 sekolah, sebanyak 79 di antaranya terkonfirmasi positif COVID.
"Informasi soal skrining PTM, kita sudah menyasar kepada 32 sekolah, rinciannya 10 SMA, 9 SMP dan 13 SD. Nah dari situ kita sudah periksa 1.433 sampel, di mana 79 (siswa dan guru) di antaranya terkonfirmasi positif," ucap Juru Bicara Satgas COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati, saat dimintai konfirmasi oleh wartawan, Jumat (18/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baning mengatakan, dengan temuan 79 pelajar dan tenaga pendidik positif COVID, Satgas kemudian menghentikan kegiatan PTM di 22 sekolah. Rinciannya 9 sekolah dihentikan selama 5 hari karena positive rate kurang dari 5 persen dan 17 sekolah dihentikan selama 14 hari lantaran positive rate lebih dari 5 persen.
"Tindak lanjutnya, ada 6 sekolah bisa PTM, kemudian 9 sekolah dihentikan PTM selama 5 hari karena positive rate kurang dari 5, dan ada 17 sekolah dihentikan selama 14 hari," ucapnya.
Baning menjelaskan, kegiatan surveilans PTM yang merupakan instruksi dari pemerintah pusat ini masih terus berlanjut. Setidaknya masih ada 28 sekolah sasaran yang belum dicek dari total target sebanyak 61 sekolah.
Mayoritas target yang belum dicek itu adalah tingkat SD. Kemudian sekarang menuntaskan tingkat SMP, sedangkan untuk SMA sudah selesai.
"Target kita 61 sekolah, dari jumlah itu untuk tingkat SMA sebanyak 10 sekolah sudah selesai, hasilnya positive rate mencapai 7,06 persen. Kemudian untuk SMP ada 9 sekolah sudah diskrining dengan hasil 3,4 persen positive rate-nya. Sedangkan yang SD ada 13 sekolah dari total 41, hasilnya positive rate 7,05 persen," ucapnya.
"Nah minggu ini kita mulai masuk skrining di tingkat SD, setelah sebelumnya dilakukan di SMP dan SMA," sambungnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo, Arif Prastowo, menyatakan pihaknya kini telah melakukan pembatasan kegiatan PTM menyusul adanya siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19. Setiap kelas dalam kegiatan pembelajaran maksimal hanya boleh diisi oleh 20 siswa.
"Menyikapi angka kasus yang terus meningkat, maka sekolah wajib memperhatikan beberapa hal. Salah satunya penegasan kembali untuk PTM maksimal setiap kelas hanya 20 anak," ucap Arif.
Arif mengatakan, jika dalam satu kelas ada lebih dari 20 anak, maka sekolah diperkenankan melakukan sistem shift. Sekolah juga dibolehkan mengatur durasi jam pelajaran sesuai dengan ketersediaan guru dan kapasitas sekolah masing-masing. Dengan cara ini diharapkan guru tidak mengalami kelelahan karena mengajar dalam dua shift.
"Bagi sekolah yang mengalami kesulitan dalam melakukan shifting harian karena pertimbangan keterbatasan guru dan hal lain, bisa memberlakukan shifting berganti hari, 50 persen masuk dan 50 persen belajar dari rumah," ujarnya.
(aku/rih)