Koplak Sleman yang Jadi Guyonan, Padahal Simpan Sejarah Era Tanam Paksa

Toponimi

Koplak Sleman yang Jadi Guyonan, Padahal Simpan Sejarah Era Tanam Paksa

Jauh Hari Wawan S. - detikJateng
Minggu, 13 Feb 2022 08:22 WIB
Dusun Koplak di Sleman
Dusun Koplak di Sleman. (Foto: Jauh Hari WS/detikJateng)
Sleman -

Sebuah dusun di Desa Umbulmartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi perhatian masyarakat lantaran memiliki nama yang unik. Dusun Koplak, begitu nama yang diberikan oleh orang-orang terdahulu. Dusun ini terletak di Padukuhan Ngemplak II.

"Koplak masuk di Padukuhan Ngemplak II, Desa Umbulmartani. Terdiri dari empat dusun. Ngemplak II, Nglempong, Koplak dan Kabulrejo," ujar Dukuh Ngemplak II, Bambang Wardono.

Bambang menceritakan pemberian nama Koplak itu mengacu pada peristiwa zaman dulu. Yakni saat gerobak dan andong menjadi transportasi utama pada zaman itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu ketika belum ada transportasi bermesin, andong dan gerobak itu berhenti di Dusun Koplak. Nah, dulunya namanya bukan Koplak tapi Koplakan yang artinya tempat istirahat untuk andong dan gerobak di Bahasa Jawa," jelasnya.

Namun, lambat laun orang tidak menyebut daerah itu Koplakan. Bambang menduga, hal itu untuk kepraktisan pengucapan saja. Padahal dengan hanya menyebut 'koplak' maknanya bergeser jauh. Kata 'koplak' yang artinya 'tidak penuh', seringkali dipakai untuk menyebut orang suatu kondisi yang kurang sempurna.

ADVERTISEMENT

"Orang-orang di situ yang menamakan Koplak, mungkin biar praktis saja," katanya.

Oleh karenanya, di Dusun Koplak dulunya ada semacam tanah lapang yang digunakan para kusir beristirahat dan mengganti kuda atau sapi.

"Dulu ada satu tanah lapang yang digunakan sebagai tempat istirahat. Bahkan saat zaman tanam paksa itu menurut cerita orang tua, dulu hasil panen tebu diangkut lori yang ditarik sapi, nah waktu di Koplak itu biasanya sapinya diganti," jelasnya.

Menurut cerita Bambang, Dusun Koplak merupakan jalur utama. Baik untuk jalur transportasi maupun perdagangan.

"Orang berdagang lewat Koplak, di sini juga jalur utama dari utara menuju kota," katanya.

Karena sering digunakan untuk singgah, lanjutnya, lambat laun banyak masyarakat yang membuka usaha. Akhirnya mereka menetap di daerah tersebut.

"Karena jalur utama jadi banyak yang buka warung. Lalu menetap dan berkembang jadi perkampungan hingga sekarang," katanya.

Sering dibuat guyonan

Nama Dusun Koplak memang unik. Bahkan foto penanda nama dusun itu pernah diunggah di media sosial. Unggahan itu pun menyinggung warga karena dibuat guyonan.

"Dulu itu pernah diunggah di media sosial, tapi saya lupa kapan, yang jelas waktu itu warga agak keberatan, kok nggak sesuai dengan sejarahnya," kata Sriyono (52) salah seorang warga Dusun Koplak.

Warga, kata dia, sempat ingin mencari siapa yang mengunggah di media sosial. Namun, pihaknya kesulitan untuk menelusuri siapa yang mengunggah foto itu di media sosial.

"Memang namanya unik. Kalau tidak tahu sejarahnya mungkin dikira koplak itu konotasi negatif. Ya buat guyon juga. Saya sering dengar ada yang guyon kalau melintas," jelasnya.

Sriyono pun punya inisiatif dan mengusulkan agar nama Dusun Koplak diubah. Dia ingin agar nama dusun itu dikembalikan menjadi Koplakan.

"Saya sempat usul agar kembali jadi Koplakan, karena sejarahnya di sini itu tempat untuk beristirahat untuk gerobak, andong dan lain sebagainya. Ya semacam terminal lah. Kalau dalam istilah Jawa itu koplakan," jelasnya.

Namun, hal itu urung dilakukan. Penyebabnya lantaran proses administrasinya akan panjang dan rumit.

"Mau mengubah jadi koplakan tapi ya sudah, karena nanti ribet administrasi. Seluruh dokumen juga harus diperbaiki, jadi ya sudah, seperti ini saja," katanya.




(sip/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads